Bandung Raya

Dari Limbah Jadi Peluang Emas: Kulit Singkong Bikin UMKM Cimenyan Naik Level

11views

KABUPATEN BANDUNG. bandungpos.id – Apa yang selama ini dianggap sampah, kini berubah menjadi sumber rezeki baru. Tim dosen dan mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung (Unisba) berhasil mengubah kulit singkong—yang biasanya hanya dibuang—menjadi tepung pangan fungsional berkhasiat tinggi melalui program pengabdian masyarakat yang didanai hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Kemendikbudristek 2025.

Bertempat di Kecamatan Cimenyan, kawasan yang terkenal sebagai lumbung singkong di Kabupaten Bandung, program ini mengajak pelaku UMKM setempat untuk melihat limbah dari sudut pandang berbeda. “Singkongnya dimanfaatkan, kulitnya dibuang. Padahal kulit singkong itu masih kaya serat, antioksidan, dan bisa diolah jadi produk makanan sehat yang laku di pasaran,” ungkap Dr. Diamonalisa Sofianty, SE, ketua tim pengabdian dari FEB Unisba.

Dalam pelatihan intensif beberapa hari, peserta diajarkan secara lengkap: mulai cara membersihkan dan mengupas kulit singkong dengan benar, teknik pengeringan modern yang hemat energi, penggilingan hingga jadi tepung halus, meracik aneka produk olahan seperti keripik kulit singkong rendah kalori, brownies tinggi serat, hingga camilan fungsional bebas gluten. Tim Teknik Unisba memberikan pendampingan alat dan proses produksi yang higienis, sementara tim FEB mengajarkan strategi branding, kemasan menarik, hingga cara menembus pasar online dan offline.

Respons dari pelaku UMKM sangat antusias. “Dulu kami anggap kulit singkong cuma buat pakan ternak atau dibakar. Sekarang tahu bisa jadi tepung premium yang harganya lebih tinggi dari tepung biasa. Ini bantu banget buat diversifikasi produk tanpa harus beli bahan mahal,” cerita salah satu peserta yang sudah memiliki usaha keripik singkong selama beberapa tahun.

Sebagai langkah lanjut, tim Unisba akan terus mendampingi para pelaku usaha hingga produknya memiliki izin P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga), membentuk kelompok usaha bersama bernama “Cimenyan Cassava Circle”, dan membantu menghadirkan prototipe kemasan siap jual yang ramah lingkungan.

Inisiatif zero waste ini tidak hanya berhasil mengurangi tumpukan limbah organik di Cimenyan tetapi juga membuka pintu baru bagi UMKM lokal untuk naik kelas—dari pengrajin tradisional menjadi produsen pangan fungsional yang modern, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi.

Satu limbah, ribuan peluang. Kisah sukses dari Cimenyan ini membuktikan bahwa inovasi sederhana bisa menciptakan dampak ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat.(sani/bnn)

Leave a Response