Bermakna Sebelum Punah
hari ini bersama Kang Aden Achmad, aktivis difabel, di depan Museum Konferensi Asia-Afrika (MKAA) mengekpresikan lantang pada para pemimpin dunia dan para delegasi ke COP-26:


EMPAT — tahun yang lalu hari ini bersama Kang Aden Achmad, aktivis difabel, di depan Museum Konferensi Asia-Afrika (MKAA) mengekpresikan lantang pada para pemimpin dunia dan para delegasi ke COP-26:
Tunjukkan keberanian dan komitmen Anda untuk memperjuangkan kami, 1 miliar penyandang disabilitas
Jangan buang waktu Anda:
Sudah hampir sepuluh tahun kini, Perjanjian Paris belum sampai pada apa yang dijanjikan. Bahkan maraknya berbagai isu kemanusiaan lainnya, perang dan perilaku diskriminatif dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya dan interaksinya.
Ini seolah mengatakan, “kemanusiaan hanyalah arena pertarungan kepentingan”.
Kita bisa lebih baik dari ini, manakala kita sadar bahwa manusia hanya sekedar bagian dari alam semesta yang saling terhubung secara dinamis.
Bermakna Sebelum Punah:
Banyak yang berpikir “pensiun” dari suatu karir profesi di lembaga pemerintah maupun non-pemerintah adalah akhir dari satu perjalanan. Memasuki usia lansia bagi kebanyakan adalah fase-fase akhir dari perjalanan, oleh karena itu lebih memilih meredam apa yang dipikirkan atau diperjuangkannya masa aktif yang belum terwujud. Seakan memutus diri, dan berharap itu akan berlanjut dengan sendirinya oleh penerusnya. Ancaman “perulangan” sejarah pada generasi penerus.
Setiap perjalanan manusia memiliki tantangan sendiri. Dalam setiap perjalanan selalu dibayangkan dalam kegamangan nilai-nilai yang seringkali dipengaruhi oleh agama/keyakinan ataupun yang dipraktikkan terus menerus tanpa suatu kesadaran rasional. Kadangkala menelan mentah-mentah, seolah-olah akan memiliki nilai masa lalu yang tidak perlu diuji dan terbaik. Padahal setiap masa ada konteksnya,
Bagaimanapun apa yang dialami menjadi refleksi pengalaman yang harus diwariskan dan dikomunikasikan ke generasi penerus untuk terus memperbaiki keadaan, kehidupan dan bahkan peradaban. Peradaban inklusif dan non-diskriminatif yang memberikan ruang kepada siapapun untuk mengukir kehidupan yang lebih bermakna bagi diri sendiri, sesama bahkan lingkungan yang lebih luas.
Dialog DILANS Indonesia dengan kawan-kawan ITB Angkatan 82 (#Eititu) di sela-sela keramaian Pasar Seni ITB 2025 menunjukkan semangat itu. Podcast Pojok yang dirancang untuk menyebarkan pengetahuan dan pengalaman dari alumninya yang sudah menginjak usia lanjut adalah bagian dari upaya itu. Suatu ketika tubuh kita akan punah, namun tidak dengan pengetahuan dan pengalaman yang dijalani di dunia yang fana ini.
Apapun itu, peradaban harus terus dijaga agar tetap pada nilai-nilai kemanusiaan yang tidak merusak tetapi memberikan kemaslahatan pada umat dan bumi yang dipijak di atasnya.
Bandung, 19 Oktober 2025. Lebih dari 400 keluarga penyandang cerebral palsy dari wilayah Bandung Raya berkumpul dalam semangat solidaritas dan inklusi, difasilitasi oleh Yayasan Anak Bunda Istimewa (ABI) bersama DILANS Indonesia, dan Komunitas Cerebral Palsy Bandung Raya.
Lebih dari 150 peserta dari berbagai organisasi dan komunitas menandatangani pernyataan bersama berjudul “Inklusif dan Non-Diskriminatif sebagai Prinsip dan Praktik.”
“Inklusi berarti aksi, dan non-diskriminasi berarti keadilan.”
Pernyataan ini menegaskan bahwa inklusi dan non-diskriminasi bukan hanya nilai yang diucapkan, tetapi komitmen nyata dalam tindakan sehari-hari, untuk memastikan partisipasi setara penyandang cerebral palsy dalam pendidikan, kesehatan, pekerjaan, tata kelola, hingga aksi iklim.
Dengan lebih dari 17 juta orang di dunia dan sekitar 400.000 di Indonesia hidup dengan cerebral palsy, inisiatif ini menegaskan komitmen DILANS Indonesia untuk menghubungkan hak-hak disabilitas, keadilan sosial, dan keberlanjutan ekologi, sejalan dengan Semangat Bandung dalam solidaritas dan kemanusiaan bersama.
Kami percaya bahwa perubahan dimulai dari langkah-langkah kecil di komunitas, ketika warga, keluarga, dan organisasi bergerak bersama menciptakan ruang yang benar-benar ramah dan setara bagi semua.**





