
Oleh: Ridhazia
Penyelidikan dugaan korupsi kuota haji berdampak pada citra Nahdlatul Ulama.
“NU kok ngene” ujar seorang ulama kepada jurnalis Tempo. Seraya menambahkan keprihatinan atas nasib NU yang menjadi bahan bullying (perundungan) di media sosial.
Para kiyai berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera mengungkap skandal ini untuk menjaga citra Nahdlatul Ulama (NU).
Komodifikasi Agama
Kasus yang menyeret menteri agama dan tokoh-tokoh agama yang kemudian mencederai ormas Islam terbesar di Indonesia itu mengingatkan pada studi tentang komodifikasi agama.
Dalam konteks kuota haji, komodifikasi agama merujuk pada praktik yang menjadikan ibadah haji sebagai objek bisnis dan keuntungan finansial.
Apalagi kuat dugaan dikaitkan korupsi dan jual beli kuota haji oleh oknum pejabat kepasa agen travel yang dikelola oleh tokoh agama dan fungsionaris organisasi keagamaan.
Dalam teori komodifikasi kasus kuota haji erat kaitannya dengan kapitalisme, di mana nilai tukar (komersial) menggeser nilai guna (spiritual).
Agama yang awalnya menjadi sumber nilai normatif dan sakral serta pedoman hidup dirubah menjadi objek transaksi pasar demi keuntungan materi. *
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.