
BandungPost (4/7/2025). Minggu ini, Benny Soebardja genap berusia 76 tahun, usia yang matang namun tetap penuh semangat. Di tengah perayaan rilis ulang album, ulang tahun Benny menjadi penanda bahwa gairah bermusik sejati tak lekang oleh waktu. Ia bukan hanya merayakan usianya, tapi juga menegaskan kembali bahwa karya-karya musiknya masih hidup, masih dicari, dan terus dinikmati lintas generasi.
Benny tak pernah kehilangan nyala dalam dirinya. Mulai dari The Peels, Shark Move, Giant Step, hingga karya solonya, ia membuktikan bahwa menjadi musisi sejati berarti setia pada suara hati. Tanpa kompromi, kukuh teguh, dan abadi.
Dalam perjalanan sejarah musik Indonesia, nama Benny Soebardja terpatri sebagai salah satu sosok yang tak tergantikan. Sejak dekade 1960-an hingga 1970-an, ia berdiri sejajar dengan ikon-ikon besar seperti God Bless, The Rollies, dan AKA. Namun, yang membuat Benny berbeda bukan hanya kepiawaiannya bermusik, melainkan keberaniannya menempuh jalan yang tak lazim, menolak arus utama dan memilih menjadi pionir musik independen.
Ketika banyak musisi sibuk membawakan ulang lagu-lagu Barat, Benny justru memilih jalur orisinalitas. Ia menciptakan dan memainkan karya-karya sendiri, menyuarakan suara yang lahir dari tanah airnya.
Beberapa hal yang menjadi ciri khas Benny Soebardja yaitu : menolak arus mainstream dan cover, lebih memilih jalur indie dan orisinalitas.
Genre musik yang diusung rock progresif & psychedelic: terlihat dari struktur musik kompleks, melodi panjang, dan harmoni khas era 70‑an.
Vokal dan permainan gitar Benny Soebardja istimewa : enerjik, ekspresif, dan karakter vokalnya tetap tajam meski usia lanjut.
Benny Soebardja adalah sosok penting dalam sejarah musik rock Indonesia: dari debutnya dengan The Peels, eksperimentasi independen bersama Shark Move, hingga perkembangan musik progresif lewat Giant Step. Meskipun kurang dikenal khalayak umum dibanding band mainstream, kontribusinya tetap dikenang dan dirayakan oleh musisi modern. (Kin Sanubary)