
Oleh Ridhazia
PENGASUHAN kekerasan ala VOC kembali diwacanakan dan dipopulerkan oleh ahli pendidikan di Indonesia. Terutama untuk menerapkan kedisiplinan di sekolah yang mulai kendor.
Metafora pengasuhan otoriter ala Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) diambil untuk menegaskan kembali kedisiplinan pada era Belanda ke era Presiden Prabowo sebagai solusi.
Otoriter
Meski gaya pengasuhan ini seringkali dianggap otoriter dan berorientasi pada kontrol, tapi tujuan anak-anak menjadi patuh dan disiplin bisa tercapai.
Anak diberikan aturan dan batasan yang jelas, dan tunduk menaatinya tanpa banyak pertanyaan atau negosiasi.
Hukuman dan sanksi keras digunakan sebagai cara untuk mendidik anak dimana orangtua dan para guru sekolah memiliki kontrol yang besar bahkan otoriter terhadap perilaku dan aktivitas anak.
Diakui, format pengasuhan ala VOC kurang memperhatikan perasaan dan kebutuhan emosional anak. *
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.