Musik dan Budaya

Ngopi Sewarung Tabungan Ketenangan

Ngopi Sewarung Tabungan Ketenangan

151views

Ngopi Sewarung

Tabungan Ketenangan

 

“Lho mau kemana?” Tanya Suten tiba-tiba ketika melihat Mirsa beranjak dari tempat duduk dan mengambil bakul yang berisi beras yang baru ditumbuk.

“Mau ke sungai, nyuci beras,” jawab Mirsa. “Ya udah, aku ikut, sekalian mau melihat-lihat keindahan obyek sungai,” kata Suten.

Inilah, pikir Suten, momen yang tepat untuk menggali pengetahuan dari Mirsa soal Baduy, siapa tahu Mirsa bisa memberi informasi, sekalian untuk mengenal Mirsa lebih dekat lagi. Siapa sesungguhnya Mirsa, bagaimana perasaan dan pikiran Mirsa terhadap dirinya.

Suten mengikuti langkah kaki Mirsa menuju ke tepian sungai melewati lembah yang dipenuhi oleh jejeran bangunan leuit (lumbung padi).

“Ini apa?’ Tanya Suten sambil memegang tiang -tiang kayu pada bangunan berbentuk rumah ukuran kecil.

“Leuit, tempat menyimpan padi hasil panen,” jawab Mirsa.

Di luar dugaan Mirsa bisa menjelaskan panjang lebar soal leuit.

Leuit dibangun demkian rupa sebagai bentuk penghormatan orang Baduy kepada padi. Orang Baduy bisa menyimpan padi di dalam leuit sampai puluhan hingga bisa seratus tahun lebih. “Inilah sumber kehidupan, kekayaan, dan cara ketahanan pangan bagi orang Baduy, ” kata Mirsa.

Tiap orang Baduy yang sudah berkeluarga umumnya memiliki satu leuit yang mereka anggap sama pentingnya dengan memiliki rumah dan pakaian.Tanpa leuit mereka merasa kehilangan kepercayaan diri, ketenangan hidup, bahkan harga diri.

Leuit yang berisi padi hasil panen merupakan tabungan seperti halnya orang luar menyimpan uang di sebuah bank yang membuat mereka bisa hidup lebih tenang dan damai karena ada jaminan bisa hidup untuk hari esok.

Get the feeling
Mr. Ten

Leave a Response