
METRO BANDUNG, bandungpos.id – Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Dosen Hibah Internal Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Kedokteran (UPPM-FK) Universitas Islam Bandung tahun akademik 2024–2025 resmi berakhir pada 26 Oktober 2025. Kegiatan yang bertajuk “Sosialisasi dan Pendampingan Penjaringan Kontak Erat Tuberkulosis kepada Karang Taruna RW 08 Kelurahan Margasari, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung” ini menutup rangkaian pelatihan dan pendampingan yang berlangsung sejak Juni.
Program ini dipimpin oleh Dr. Yani Triyani, dr., SpPK (Subsp P.I[K])., M.Kes, bersama tim yang terdiri dari Dr. Lisa Adhia Garina, dr., M.Si, SpA; Rio Dananjaya, dr., SpPD., M.Kes; serta lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba. Inisiatif ini merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk memperkuat kontribusi akademisi dalam penanganan kesehatan masyarakat.
Kegiatan dibuka pada 19 Juni 2025 secara virtual oleh Dekan Fakultas Kedokteran Unisba, Dr. Santun Bhekti Rahimah, dr., M.Kes, MMRS, dan dilanjutkan sambutan langsung dari Kepala Puskesmas Sekejati, dr. Yeppi Tisnawati. Sebanyak 32 peserta mengikuti kegiatan ini, terdiri dari ibu-ibu PKK, kader Karang Taruna, dan kader Posyandu RW 08 Kelurahan Margasari.
Wilayah Margasari masih menghadapi kendala dalam menemukan kasus baru Tuberkulosis (TB), salah satunya karena minimnya pengetahuan keluarga penderita TB untuk melakukan pemeriksaan sukarela. Melihat kondisi tersebut, tim FK Unisba memfokuskan pelatihan kepada Karang Taruna sebagai motor penggerak muda agar mampu membantu proses skrining keluarga pasien TB di lingkungan mereka.
Dalam pelaksanaan program, peserta memperoleh edukasi melalui sesi dialog, talk show, dan pemutaran video mengenai skrining kontak erat TB. Selain teori, para kader mendapat pendampingan langsung untuk turun ke lapangan menjaring kontak erat pasien.
Peningkatan Literasi Kesehatan Masyarakat
Hasil program menunjukkan peningkatan pemahaman peserta. Rata-rata skor pre-test sebesar 67 melonjak menjadi 73 pada post-test, dengan nilai berkisar antara 20 sampai 100. Selain peningkatan pengetahuan, kegiatan lapangan turut mengidentifikasi tiga kasus TB paru aktif dari 18 orang yang diperiksa dalam empat keluarga pasien, atau sekitar 16,7 persen.
Temuan ini menegaskan bahwa sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat mampu menghasilkan perubahan nyata. Melalui pelatihan dan pendampingan bagi Karang Taruna, program PkM ini tidak hanya meningkatkan literasi kesehatan warga, tetapi juga berkontribusi langsung pada penemuan kasus TB baru di Kelurahan Margasari. Harapannya, kegiatan ini terus berlanjut sebagai langkah strategis dalam pengendalian dan pencegahan Tuberkulosis di tingkat komunitas. (sani/bnn)





