
Ditulis Oleh: H. Iding Mashudi
Tanggal: Selasa, 18 November 2025
BANDUNGPOS ID.
Buruk sangka atau su’uz zhan merupakan salah satu penyakit hati yang paling halus namun paling berbahaya. Sifat ini sering muncul tanpa disadari, tumbuh dari pikiran negatif, dan perlahan mempengaruhi cara seseorang memandang orang lain. Dalam ajaran agama, prasangka buruk tidak hanya merusak hubungan antarsesama, tetapi juga menodai kualitas iman seseorang.
Allah SWT secara tegas memperingatkan agar menjauhi prasangka yang tidak berdasar. Dalam QS. Al-Hujurāt ayat 12, Allah berfirman:
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ﴾
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah menggunjing satu sama lain.”
Ayat ini menegaskan betapa seriusnya dampak buruk sangka, karena dari prasangka dapat muncul dosa lain seperti menggunjing, memfitnah, menuduh tanpa bukti, hingga menumbuhkan permusuhan. Ketika prasangka dibiarkan berkembang, ia akan menjadi penyakit yang merusak akhlak dan menutup pintu kebaikan.
Dampak buruk sangka tidak hanya dirasakan oleh orang yang menjadi objek prasangka, tetapi juga oleh pelakunya sendiri. Hati yang dipenuhi curiga, iri, dan sangkaan negatif akan menjadi sempit dan gelisah. Ia kehilangan ketenangan karena pikirannya selalu dibayangi hal yang belum tentu benar. Kondisi ini menjadikan buruk sangka sebagai penyakit yang perlahan menggerogoti kedamaian batin.
Dalam kehidupan bermasyarakat, buruk sangka dapat memutus tali silaturahmi dan menimbulkan konflik. Banyak perselisihan bermula dari rasa curiga yang tumbuh menjadi prasangka. Ketika seseorang menilai tanpa tabayyun, ia mudah terseret kesalahpahaman, sehingga hubungan yang semula harmonis bisa hancur. Oleh sebab itu, membersihkan hati dari su’uz zhan adalah langkah penting untuk menjaga keharmonisan sosial.
Buruk sangka juga dapat menghalangi datangnya hidayah dan ilmu. Hati yang keruh oleh prasangka akan sulit menerima nasihat. Ia enggan mendengar dengan lapang dada, karena merasa dirinya selalu benar dan memandang orang lain salah. Sikap seperti ini menutup pintu perbaikan diri dan menjauhkan seseorang dari cahaya petunjuk Allah SWT.
Untuk mengobati penyakit hati ini, seseorang harus membiasakan diri berbaik sangka atau husnuz zhan. Melihat sisi positif pada orang lain bukan berarti menutup mata dari kekeliruan, tetapi memilih jalan yang adil, bijak, dan penuh kasih. Selain itu, memperbanyak zikir, memperdalam ilmu agama, serta mengingat kelemahan diri sendiri adalah cara efektif untuk membersihkan hati dari pikiran negatif.
Akhirnya, menyadari bahwa setiap manusia memiliki kekurangan adalah kunci untuk menghindari buruk sangka. Ketika hati dipenuhi kasih sayang, empati, dan keikhlasan, prasangka buruk tidak akan mudah masuk. Dengan menjaga kebersihan hati, seseorang bukan hanya memperbaiki hubungan dengan sesama, tetapi juga memperkuat kedekatannya dengan Allah SWT. Karena itu, buruk sangka harus dikenali, dihindari, dan diobati sejak dini sebelum merusak diri dan lingkungan.





