Komunitas Touring Literasi Jawa Timur Kampanye Baca di Universitas Mataram
Komunitas Touring Literasi Jawa Timur Kampanye Baca di Universitas Mataram

KOTA MATARAM, BANDUNGPOS-- Bertempat di Ruang Baca Perpustakaan UMMAT diselenggarakan kegiatan Talkshow Literasi dengan tengah tema “Menumbuhkan sikap kritis mahasiswa melalui gerakan literasi”
Agenda ini disuport oleh PT. KUBUKU Indonesia dan Rumah Gayatri Nusantara. Kegiatan ini menghadirkan pembicara aktivis Literasi Jawa timur Bambang Prakoso yang konsen pada isu literasi, perpustakaan dan kebudayaan.
Peserta kegiatan Talkshow adalah mahasiswa dan akademisi, sastrawan, dan komunitas literasi Mataram.
Kepala UPT. Perpustakaan UMMAT Iskandar, menyampaikan bahwa Talkshow Literasi ini di selenggarakan dalam rangka menumbuhkan sikap kritis mahasiswa. Sejak era teknologi yang begitu cepat berkembang seperti saat ini, di tambah lagi era AI tingkat baca buku yang trennya menurun.
Mahasiswa saat ini lebih banyak mengakses informasi berbasis digital terutama sosial media sebagai sarana temu kembali informasi, tapi yang minim menumbuhkan nalar kritis yang fundamental dan mengakar. Data Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) tahun 2024 menunjukkan peningkatan secara umum, dengan skor nasional 43,34 dari skala 100 yang walaupun mengalami kenaikan namun tetap berada pada level rendah karena masih di 50%.
Namun yang menarik dari riset ini yang rendah justru pada prilaku berfikir kritis dalam merespon informasi yang di akses di bawah 50% yaitu di angka 42,2%. Artinya informasi digital menciptakan ruang kosong yang cukup tinggi dalam menurunkan sikap kritis.
Hal ini tentu disebakan oleh model sajian informasi digital yang hanya sepintas dan sepotong yang sifatnya tidak berakar pada proses pengetahuan yang utuh.
Dalam paparan yang di sampaikan oleh Bambang Prakoso bahwa sikap kritis dimulai dari membaca, memahami, , dan memberikan solusi. Tujuan utama dan mulia Literasi adalah menumbuhkan nalar kritis, literasi punya posisi strategis mengurai persoalan bangsa yang rumit dan tali temali ini. Bambang menegaskan kekuatan literasi akan bisa membuat mahasiswa menjadi lebih Kritis dan berani. Kritis dari perspektif literasi adalah memulai membaca teks dan konteks, memahami, menganalisis tahu akar persoalan, dan tau jalan keluarnya.
Di akhir kepala UPT Perpustakaan UMMAT menyampaikan bahwa kegiatan ini mahasiswa bisa lebih menumbuhkan kegiatan literasi dengan membaca buku teks secara langsung. Kerena membaca buku teks kita diajak berfikir, bukan sekedar menerima. Tapi menghubungkan langsung teks dengan konteks. Prosesnya melibatkan analisis, evaluasi, dan pemahaman mendalam.
Perserta juga sangat antusias dan mengapresiasi kegiatan ini. Hal ini bagi mereka penting sekali di tengah banyaknya persoalan bangsa agar supaya berani bersikap kritis untuk menyampaikan persoalan secara terukur dan berani demi kepentingan bangsa.** (bp/BNN)