Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Kota Surabaya Gelar Seminar Nasional dan Musyawarah Daerah
Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Kota Surabaya Gelar Seminar Nasional dan Musyawarah Daerah.

Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Kota Surabaya Gelar Seminar Nasional dan Musyawarah Daerah.
SURABAYA, BANDUNGPOS,-Selasa, 23 September 2025 Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Kota Surabaya sinergi dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya mengadakan Seminar Nasional dan Musyawarah Daerah, dengan tema Refleksi Penebaran Literasi Informasi; Peran dan Aktualisasi Pustakawan.
Seminar Nasional ini dihari oleh Para Kepala Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Pustakawan Sekolah se Surabaya. Menghadirkan narasumber ; Supraptomo, Ketua IPI Jawa Timur, Desy Hary Santy, Dosen Departemen Vikasi Universitas Airlangga, dan Bambang Prakoso, Dosen Ilmu Perpustakaan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya yang diwakili Kepala Bidang Pembinaan, dalam sabutanya menyampaikan, senang sinergi dengan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Kota Surabaya, ini bentuk kepedulian dan tanggung jawab kita semua terhadap tumbuhnya literasi, ini eranya kolaborasi dan sinergi.
Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Kota Surabaya Suhernik, meberikan laporan pertanggungjawaban, dan berpesan untuk terus merawat spirit organisasi profesi pustakawan, memberikan kontribusi nyata pada perkembangan literasi, dan juga terus meningkatkan kapasitas, kababilitas pustakawan sebagai agen perubahan.
Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia Provinsi Jawa Timur Supraptomo, menegaskan seiring dengan kemajuan teknologi dan pergeseran masyarakat dalam mengakses informasi, perpustakaan selain bertransformasi juga perlu redefinisi sebagai wahana ilmu pengetahuan dan penyimpan informasi. Demikian juga pustakawan perlu rebranding pustakawan sebagai pewaris peradaban masa lalu dan fasilitator perkembangan masa depan. Supraptomo juga menambahkan IPI bekerja kerangka berpikir profesional berdasarkan kompetensi yang mumpuni, mengangkat harkat martabat anggota dan profesi serta organisasinya, sebagai oraganisasi profesi berkembang secara mandiri, dan sebagai IPI mitra dinas perpustakaan, perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Sekolah, Umum dan Khusus.
Desi Hari Santy, menyampaikan pentingnya sinergi dari berbgai pihak, untuk mewujudkan budaya literasi masyarakat, mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat, juga Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Keluarga harus mendukung literasi dengan langkah konkrit, orang tua harus membaca buku menjadi model bagi anak-anak, sekolah-sekolah koleksinya harus fariatif bukan hanya buku paket saja, punya program-program inovativ, Taman Baca Masyarakat juga harus aktif, dengan begitu literasi bisa terwujud.
Bambang Prakoso, menyampaikan Indonesia punya DNA literasi yang unggul, Pararaton, Negarakertagama, Sota Soma dan masih bayak lagi, beberapa diataranya diakui UNESCO sebagai warisan dunia, Indonesia punya banyak aksara, dan Bahasa yang paling banyak di dunia, ini warisan intelektual yang menakjubkan juga menandakan perjalanan peradaban yang panjang dan matang sebuah bangsa. Bambang Prakoso juga memberikan contoh Langkah konkrit literasi berbasis inklusi soaial, dengan menampilkan gambar beberapa usaha seperti jualan pisang, caffe, penerbitan buku, dan mendirikan CV. yang bergerak dibidang perbukuan dengan membaca meningkatkan pengetahuan, keratifitas, inovasi, dan meningkatkan kesejahteraan, pungkasnya.**(BP/BNN)