Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Nganjuk Gelar Bimbingan Teknis Literasi
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Nganjuk Gelar Bimbingan Teknis Literasi

NGANUJUK, BANDUNGPOS--Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Nganjuk mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis Literasi bagi Guru, Pustakawan, Pegiat literasi. Pada Selasa 24 Juni 2025 di Ruang Auditoriun Dinas perpustakaan dan Kearsipan Nganjuk, sebagai bentuk komitmen menumbuhkan literasi ditengah masyarakat.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Nganjuk yang diwakili Kepala Bidang Perpustakaan Fitri Kusumawardani, dalam sambutanya menyampaikan, bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Nganjuk terus berbenah dari layanan, perpustakaan keliling, kesekolah-sekolah khususnya SD dan SMP, kedepan tidak menutup kemungkinan ke SMA atau SMK, tata ruang perpustakaan, juga berbagai kegaiatan salah satunya kegiatan Bimbingan teknis literasi ini yang merupakan program dari Perpustakaan Nasional RI melalui Dana Alokasi Khusus Non Fisik.
Pengetahuan dan skill sifatnya kompetitif bukan otoritatif, maka siapa saja dan usia berapapun asalkan mau belajar maka dia akan mendapatkan ilmu pengetahuan, para peserta diajak berkunjung memanfaatkan semua koleksi dan fasilitas di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Nganjuk, supaya membuaka cakrawala pengetahuan, mendapatkan ketrampilan sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ujar Fitri Kusumawardani.
Hadir dalam Bimbingan Teknis Literasi Bambang Prakoso (Dosen Ilmu Perpustakaan UWKS, Penulis, Ketua Gerakan Pembudayaan Minat Baca Jawa Timur) pada materi pertama ; mengajak para peserta berziarah pada literasi abad keluhuran. para leluhur kita mempunya literasi yang Istimewa dan bahkan diakui dunia, banyak naskah yang tersebar diberbagai negara di dunia, peninggalan aksara dan Bahasa yang jumlahnya ratusan.
Literasi kita dikatakan rendah sejak abad ke 16 tepatnya tahun 1602 saat VOC datang membawa aksara latin, sejak saat itu pribumi yang tidak bisa membaca dikatakan buta huruf, mereka punya agenda tersembunyi supaya orang-orang pribumi mudah dikendalikan lalu mengauasai sumber daya alam khususnya rempah-rempah, pungkasnya.
Dalam materi kedua, Bambang Prakoso mengajak praktik menulis para peserta, dengan menuliskan kisah inspiratif, menerapkan teknik menulis agak menarik bagi pembaca, membuat pengantar yang menarik dan relevan, isi menyampaikan argument secara logis, terstruktur, dan penutup meninggalkan kesan yang mendalam bagi pemabaca. Mayoritas peserta menuliskan kisah inspiratif dari sosok orang tua.
Pemateri Kedua, Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nganjuk, Sujono. Menyampaikan tentang pentingya Peran Media Sosial dalam Penyebaran Hoaks. Masyarakat harus bijak dalam menggunakan media sosial, jika melakukan kesalan bisa berakibat fatal merugikan dirisendiri dan orang lain.
Sujono, menambahkan cara menghindari Hoax, pastikan berita dari sumber terpercaya, bagikan tau tanyakan berita kepada orang lain untuk membatu meluruskan kebenaran informasi, bersikap netral saat menerima informasi, membandingkan informasi dari sumber Satu dengan sumber lainya, memperbanyak referensi, sharing sebelum sharing. ( BP/BNN)