Daerah

BEM Unisba Lakukan Aksi Nyata Pengelolaan Sampah Berbasis Lingkungan Berkelanjutan

27views

SUBANG, PRIPOS.ID – Usai menuntaskan tahap sosialisasi kepada warga Desa Kiarasari, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Tim Mahasiswa Berdampak BEM Universitas Islam Bandung (Unisba) kini melangkah ke fase aksi awal program pengelolaan sampah berbasis lingkungan berkelanjutan, Selasa (11/11). Tahap ini menjadi momentum penting yang menandai dimulainya praktik langsung antara mahasiswa dan masyarakat dalam mengolah sampah dapur dan dedaunan agar memiliki nilai ekologis yang lebih tinggi.

Kegiatan dibuka dengan penyampaian materi oleh Dr. Ir. M. Satori, M.T., IPU, yang mengulas urgensi pengelolaan sampah organik serta pemanfaatan teknologi sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penjelasannya, Satori menegaskan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tugas masing-masing individu, tetapi harus menjadi gerakan bersama yang menggabungkan pengetahuan, teknologi, serta kesadaran sosial. Gagasan tersebut menjadi energi bagi tim mahasiswa untuk turun langsung melakukan praktik bersama warga binaan.

Tahap aksi dimulai melalui proses pemilahan sampah dapur dan dedaunan kering, yang kemudian dicacah hingga berukuran kecil agar mudah terurai. Potongan sampah tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam bata terawang sebagai media dekomposisi alami.

Proses dilanjutkan dengan penyiraman larutan EM4 dan gula hasil fermentasi 24 jam. Kombinasi ini berfungsi sebagai aktivator alami guna mempercepat penguraian dan meminimalkan bau. Tim juga menambahkan sampah organik lainnya seperti kulit buah dan sisa sayuran untuk mengoptimalkan proses fermentasi.

“Kegiatan ini kami lakukan untuk meningkatkan kualitas hidup mulai dari hal-hal sederhana di sekitar kita. Di wilayah Compreng sendiri masih banyak sampah pertanian dan sampah rumah tangga, sehingga perlu dicarikan solusi nyata,” ujar Dimas Zhafir, Ketua Tim Mahasiswa Berdampak.

Sebagai bagian dari program berkelanjutan, tim turut melakukan penanaman Kacang Sacha Inchi di lahan percobaan. Tanaman bernilai ekonomi tinggi ini tidak hanya memperbaiki struktur tanah dan menyerap karbon, tetapi juga berpotensi menjadi sumber pangan bergizi bagi masyarakat. Dengan demikian, budidaya Sacha Inchi tak hanya menyasar pelestarian lingkungan, tetapi juga diharapkan dapat mendukung upaya pencegahan stunting.

Dengan sinergi antara mahasiswa, masyarakat, dan tenaga ahli, kegiatan ini diharapkan menjadi bukti bahwa pendidikan dan aksi di lapangan dapat berjalan seiring untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, produktif, dan berkelanjutan.

Tahap berikutnya akan difokuskan pada pemantauan proses penguraian dalam bata terawang serta perawatan tanaman Sacha Inchi agar tumbuh optimal dan memberikan manfaat jangka panjang. (sani/bnn)

Leave a Response