Metro Bandung

Berada di Wilayah Ketinggian, Farhan Ingatkan Masyarakat Kel. Hegarmanah Waspadai Bencana 

5views
Bandung, bandungpos.id — Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menilai, pentingnya kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana di musim penghujan terutama di wilayah dataran tinggi seperti di Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap Kota Bandung.
Hal itu Farhan lontarkan saat Siskamling Siaga Bencana ke-32 yang digelar di Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kamis, (6/11/2025).
Dalam arahannya, Farhan menyampaikan, wilayah Hegarmanah memiliki karakter geografis unik yang harus diwaspadai. Dengan ketinggian sekitar 828 meter di atas permukaan laut dan kontur yang curam, daerah ini memiliki risiko longsor cukup tinggi, terutama saat curah hujan meningkat.
“Daerah sini salah satu wilayah yang paling menjadi perhatian di Kota Bandung karena topografinya curam dan banyak pemukiman vertikal. Risiko bencananya jelas, yaitu longsor akibat derasnya air hujan,” ujar Farhan di hadapan para ketua RW, tokoh masyarakat, dan pejabat kelurahan.
Farhan menuturkan, mitigasi bencana harus dilakukan berbasis kesadaran warga, bukan paksaan.
Menurutnya, normalisasi sungai seringkali dipersepsikan secara keliru jika tidak disertai pendekatan sosial yang baik.
“Kalau masyarakat dipaksa pindah tanpa pendekatan, akan dianggap zalim. Maka yang penting adalah mencegah agar tak ada korban jiwa. Pindah itu harus dengan kesadaran,” jelasnya.
Dalam kegiatan tersebut, Kelurahan Hegarmanah memaparkan inovasi lokal bernama Satlinmas “Pamolah” (Patroli dan Monitoring Wilayah), bagian dari Satlinmas Siaga Bencana yang dibentuk sebagai respons cepat terhadap potensi bahaya di lapangan.
Berdasarkan keterangan, personel Pamolah berkeliling setiap hari untuk memantau wilayah dan melapor jika ada potensi ancaman seperti tanah longsor, banjir, atau pohon tumbang.
“Sebelum masyarakat tahu, tim Pamolah sudah harus tahu dan segera melapor ke kelurahan. Dari kelurahan langsung diteruskan ke kecamatan dan dinas terkait,” jelasnya.
Farhan mengapresiasi inovasi ini dan menilai Pamolah dapat menjadi ujung tombak mitigasi bencana di tingkat akar rumput.
“Kekuatan utama kita bukan alat, tapi sistem peringatan dini berbasis warga. Linmas dan RW adalah garda terdepan dalam melindungi jiwa warga,” katanya.
Dalam sesi dialog, beberapa ketua RW menyampaikan apresiasi sekaligus masukan untuk memperkuat sistem siaga bencana.
Dukungan juga datang dari unsur pemuda. Karang Taruna Kelurahan Hegarmanah menyampaikan bahwa mereka telah membentuk Kampung Siaga Bencana (KSB) dan menunggu pengesahan SK dari Wali Kota.
Menanggapi hal itu, Wali Kota menyambut baik semangat kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat, khususnya kalangan muda.
Ia menegaskan, seluruh masukan akan menjadi bahan perbaikan sistem mitigasi yang lebih kuat dan partisipatif.
“Tadi dari RW 9 soal koordinasi, RW 10 tentang peningkatan pengetahuan, RW 2 soal kelembagaan, dan dari Karang Taruna soal fasilitas. Semua ini bagian dari upaya memperkuat kesiapsiagaan bersama menghadapi musim hujan yang ekstrem,” tutup Farhan.
Kegiatan Siskamling Siaga Bencana di Hegarmanah ini menjadi bagian dari rangkaian program Pemerintah Kota Bandung untuk memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap risiko bencana alam.
Farhan berharap, setiap kelurahan mampu mengembangkan inovasi seperti Pamolah agar sistem peringatan dini dan penanganan darurat berbasis RW semakin efektif.
“Tujuan akhirnya sederhana, tidak ada korban jiwa. Itulah ukuran keberhasilan mitigasi bencana,” pungkasnya. (ziz)**

Leave a Response