
Oleh: Ridhazia
C-19 yang mengguncang jagat Bumi ternyata belum reda. Masih saja menghantu. Padahal trauma kematian akibat virus yang berasal dari Kota Wuhan, Cina pada tahun 2020 belum terhapus.
Meski transmisi penularannya masih relatif rendah, dan angka kematiannya juga rendah, penyakit sudah memangsa manusia di kawasan Asia, antara lain Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura.
Malah C-19 dilaporkan Kemenkes RI sudah merambah Indonesia. Per Juni tahun 2025 tercatat 28 kasus, tapi kembali menurun menjadi 3 kasus.
Diingatkan!
Barangkali sudah lupa.wabah C-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019.
Sejak memangsa jutaan manusia lalu ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak tanggal 11 Maret 2020
Secara ilmiah diidentifikasi C-19 disebabkan virus Beta Corona tipe baru yang dinamakan Severe Acut Respiratory Syndrome Corona Virus-2 (SARS-CoV-2).
Sebagai penyakit zoonosis, C-19 berasal dari coronavirus yang hidup pada hewan kelelawar dan ditularkan ke hewan intermedier trenggiling sebelum menular kepada manusia.*
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati Bandung, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.