Musik & Budaya

Ngopi Sewarung : Proxy War dan Apa Kabar Kapolri

Ngopi Sewarung Proxy War dan Apa Kabar Kapolri

29views

Ngopi Sewarung

Proxy War dan Apa Kabar Kapolri

 

Beberapa negara di Timur Tengah hancur oleh kekuatan proxy dalam bentuk fitnah dan adu domba sesama warga negara. Libya salah satu contoh negara kuat dan makmur di Afrika yang hancur seketika oleh kejahatan proxy model itu. Muamar Khadafi, presiden negara tersebut semula sangat dicintai oleh rakyatnya namun dalam waktu yang relatif singkat menjadi orang yang paling dibenci di negara yang dipimpinnya. Ia dibunuh dibunuh oleh rakyatnya sendiri secara mengenaskan. Kini rakyat Libya jatuh miskin dan mereka sangat menyesal. Kasus Libya adalah contoh kecil dari sekian banyak kasus serupa yang terjadi di negara -negara di kawasan Timur Tengah dan Eropa Timur yang hancur oleh kecanggihan proxy war, perang yang dikirim tanpa senjata fisik melainkan melalui senjata mulut dan tulisan bohong, fitnah dan adu domba. Kini Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang menjadi sasaran perang proksi lewat “senjata tajam” isu sensitif. Isu ijasah, isu korupsi, isu hukum, isu politik, dan lain -lain yang belum terbukti validitas data dan kebenarannya tetapi sudah diviralkan terus menerus di berbagai media sosial. Diberi panggung luas di ruang publik. Para pion pelaku proxy terus bergerak berlindung di balik nama Tuhan, kepentingan rakyat, agama, kebenaran, ilmu pengetahuan, akademik, dan moral. Menyalahkan institusi resmi negara dan menafikan (menganggap gak ada dan gak benar) kapasitas moral dan keilmuwan siapapun pemimpin dan tokoh negara dan tokoh masyarakat sambil terus menyebarkan kebencian ke segala penjuru. Mereka merasa dan menganggap diri merekalah yang memiliki kapasitas dan pemegang hak kebenaran lalu tiada henti melakukan pembenaran atas apapun yang mereka lakukan. Sebagian besar rakyat pun termakan dan mengubah pola pikirnya. Yang salah bisa dibenarkan yang benar disalahkan. Orang-orang model Roy Suryo, Tifa, dkk hanya peluru panas yang dimainkan dari jarak jauh dan tak terlihat. Mereka adalah pion-pion yang menerima perintah membuat kekacauan dan kegaduhan (mungkin) tanpa mereka mengetahui grand-disign yang sesungguhnya. Pertanyaan besarnya, apakah pihak negara dalam hal ini Kapolri atau Menko-Polhukam akan terus membiarkan peluru panas menyebar menyebarkan aura negatif di tengah kehidupan berbangsa hingga suatu hari mengucurkan darah seperti yang terjadi di negara lain di saat kita sedang bersemangat membangun masa depan keemasan? Jadi, apa kabar Kapolri?

Dapatkan perasaan
Tuan Sepuluh

Leave a Response