Oleh Kin Sanubary
Majalah FILM edisi Oktober 1987, terbitan 37 tahun silam. Tampil sebagai penghias wajah sampul wajah Indo, Ida Iasha yang ketika ditayangkan di edisi ini sedang menjadi pembicaraan umum yang mewarnai dunia perfilman Indonesia. Ida Iasha artis jelita Indo Belanda ini pernah bikin geger Indonesia. Ketika itu, Ida Iasha masih berusia 24 tahun.
Membaca Majalah FILM terbitan Oktober 1987 serasa membuka kembali kenangan dan kisah lama yang mungkin sebagian tak terungkap dari para pesohor era tahun 80-90an. Majalah Film salah satu bacaan panduan yang mengulas tuntas tentang film, televisi, video, musik dan hiburan yang mempunyai ciri khas dalam penampilan. Majalah FILM hadir dalam bentuk ukuran tabloid, terbit dua minggu sekali, tiap awal dan pertengahan bulan. Merupakan bagian dari kelompok media Pos Kota Group.
Ida Iasha yang bernama aseli Albertina van Suchtelen van de Haere – menjadi aktris fenomenal pada masanya. Dia masuk jajaran artis Indo tercantik dan melegenda hingga kini. Lahir di Zwinjadrecht, Negeri Belanda 14 Mei 1963, saat di puncak popularitas terungkap statusnya sebagai warga negara asing yang bekerja dalam film Indonesia. Terjadi kehebohan. Imigrasi dan banyak pihak yang merasa kebobolan karena saat itu begitu ketat bagi WNA yang masuk dan bekerja di Indonesia, Ida pun sempat dideportasi ke luar negeri untuk bebera lama.
MERIEM BELLINA Meriem Bellina mengakhiri masa gadisnya dengan seorang produser muda berkulit putih bernama Ferry Anggriawan akhir Desember tahun 1987. Sebelumnya Mer sempat diisyukan pernah menjalin asmara dengan para bintang film yang dipasangkan dalam setiap filmnya.
Sebut saja beberapa nama aktor yang pernah bermain dalam satu film dengan Meriam Bellina pernah digossipkan menjalin asmara. ~ Sandro Tobing bermain bareng dalam film : Perkawinan ’83 Pengantin Pantai Biru – Cinta di Balik Noda – Mathias Muchus dalam film Roro Mendut, Rico Tampatty dalam film Sorga Dunia di Pintu Neraka (Tandes) , Dia Yang Tercinta juga Gusti Randa bermain bareng dalam film : Kulihat Cinta di Matanya dan Untuk Sebuah Nama
AYU AZHARY Ayu seorang bintang film muda yang kebagian berperan sebagai Nuke gadis lembut dalam film Catatan Si Boy yang disutradarai oleh Nasry Cheppy. Ayu mengawali kariernya dalam film Akibat Buah Terlarang.
NIA DICKY ZULKARNAEN Nia merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara putri aktor dan aktris ternama Si Pitung Dicky Zulkarnaen dan Mieke ‘Bu Broto”Wijaya. Nia lahir di Jakarta 19 Mei 1970. Pertama kali bermain film ketika berusia 7 tahun bermain dalam film “Jeritan Si Buyung” (1977)
EL MANIK El manik peraih 3 Piala Citra diundang untuk bermain dalam sebuah film besar produksi Hollywood. Sebuah tawaran yang jarang terjadi dari Hollywood buat bintang film Melayu. Judul filmya The Gamelan Key (Kunci Nada Gamelan). Sebuah judul film yang terasa aneh dan mengandung eksotisme musik Jawa. Ada sebuah mIsteri besar yang tersimpan dalam kunci nada gamelan yang dilacak para penyidik dari Amerika.
FILM BARU : Penginapan Bu Broto ~Catatan Si Boy ~Aku Benci Kamu ~ Jakarta ’66.
Film Penginapan Bu Broto diadaptasi dari serial legendaris Losmen yang tayang di TVRI karya pasangan penulis skenario dan sutrdara ternama Tatiek Maliyati WS dan Wahyu Sihombing. Dibintangi oleh Mieke Wijaya (Bu Broto)~ Drs Purnomo/ Mang Udel (Pa Broto)~ Dewi Yull (Jeng Sri) ~ Ida Leman (Mbak Pur)~ Mathias Muchus (Tarjo)~ Eeng Saptohadi (Jarot) ~ Sutopo HS (Atmo). Menghdarikan bintang tamu Chintami Atmanagara~ Marissa Haque~ Agust Melasz~ Zainal Abidin~ Tarida Gloria.
Film Catatan Si Boy. Dibintangi oleh Meriam Bellina, Ongky Alexander, Ayu Azhari, Nani Wijaya~ Kaharuddin Syah, Leroy Oesmani, Didi Petet, Gombloh. Disutradarai Nasri Cheppy – Produser Sudwikatmono.
Setelah sukses menggarap Film “Pengkhianatan G30S/PKI yang memecahkan rekor peredaran film nasional, Arifin C Noer kembali membuat film yang berthemakan sejarah. Kali ini membuat film Jakarta ’66 yang dibintangi oleh Jajang C Noer – Ratna Riantiarno – Amoroso Katamsi – Ikranagara. Cok Simbara, Afrizal Anoda. Musik digarap oleh Embie C Noer . *
* Kin Sanubary, kolektor, pendiri dan pengelola Rumah Media Lawas, aktivis pertunjukan seni panggung, film musik dan teater, bermukim di Tanjungwangi, Kabupaten Subang, Jawa Barat.