
Oleh Ridhazia
Hoax deepfake akan menyertai pesta politik 2024. Penyebaran informasi yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) terbarukan ini bukan saja memperburuk relasi politik publik. Yakni polarisasi politik yang saling memburukkan. Juga potensial memantik permusuhan akut, dari semula di ruang maya berubah menjadi konflik horisontal di ruang nyata.
Melalui algoritma dan otomasi informasi yang dibuat bias maupun otomasi yang bersifat menipu ini telah dibuktikan melalui survei UNESCO & IPSOS (2023) lebih dari 80% bahwa disinformasi melalui ruang digital telah berdampak pada politik.
Data terbaru
Setahun menjelang pemilu data Home Security Heroes menunjukkan terdapat 95.820 video deep fake yang tersebar secara global. Teknik deepfake yang didesain sedemikian rupa dengan memanipulasi video, gambar, dan suara secara digital dan disebarluaskan sesuai dengan pesan padahal tidak pernah terjadi di dunia nyata.