Tingkatkan Pelestarian Primata, GeoDipa Dukung Penuh Lepas Liar Owa Jawa di Cagar Alam Gunung Tilu
Bandung, BANDUNGPOS.ID – PT Geo Dipa Energi (Persero) “GeoDipa” hadir memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan pelepasliaran sepasang Owa jawa (Hylobates moloch) bernama Lola dan Udin dari hasil rehabilitasi Pusat Rehabilitasi Primata Jawa ke habitatnya di Cagar Alam Gunung Tilu (CAGT), Jawa Barat pada Selasa (6/8).
Kegiatan pelepasliaran Owa Jawa tersebut merupakan rangkaian program dalam memperingati Hari Konservasi Alam Nasional 2022 serta peringatan Hari Primata Internasional yang rutin dilakukan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian LHK melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat bekerja sama dengan The Aspinall Foundation (TAF) Indonesia sebagai upaya upaya pelestarian primata endemik jawa yang telah berjalan dengan baik selama 12 tahun sejak 2010.
“Pada hari ini BBKSDA Jawa Barat melepasliarkan sepasang Owa Jawa (Hylobates Moloch) bernama Lola berjenis kelamin betina berumur enam tahun dan Udin berjenis kelamin jantan berusia empat tahun, keduanya merupakan satwa yang diperoleh dari Garut pada 2018 dan 2021.” kata Kepala BBKSDA Jawa Barat, Irawan Asaad.
Tercatat, sebanyak 48 ekor Owa Jawa telah dilepasliarkan sejak 2014 dari pusat Pusat Rehabilitasi Primata Jawa (PRPJ) Patuha.
Sepasang Owa Jawa, Lola dan Udin merupakan ke-49 dan 50 yang akan dilepasliarkan di CAGT.
Hinggga sejauh ini, terpantau telah lahir 3 bayi Owa Jawa dari hasil lepas liar oleh BBKSDA Jawa Barat dan TAF Indonesia di CAGT.
Owa Jawa, merupakan salah satu jenis primata endemik jawa yang masuk ke dalam daftar satwa primata dengan kategori “genting” (EN; endangered) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dengan perkiraan populasi di alam tersisa antara 1.000-2.000 ekor yang tersebar di kawasan hutan konservasi dan hutan lindung, sebagian besar di Jawa Barat dan beberapa tersisa di kawasan hutan lindung di Jawa Tengah seperti di dataran tinggi Dieng.
Halal tersebut menjadikan Owa Jawa spesies yang paling langka di dunia.
Di Indonesia, Owa Jawa dilindungi sejak 1931 dan saat ini masuk daftar 25 jenis fauna yang menjadi prioritas konservasi oleh Ditjen KSDAE.
“GeoDipa menyadari betul pentingnya menjaga kelestarian alam, sehingga kami mendukung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan konservasi ekosistem dan lingkungan, sebagai contoh seperti yang dilakukan saat ini yakni pelepasliaran sepasang Owa Jawa Lola dan Udin, kami berharap mereka dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik di habitatnya,” kata Project Manager Patuha 2, Danang Maulana.
Untuk menunjang keberhasilan konservasi Owa Jawa, dilakukan juga kegiatan-kegiatan pendukung lainnya seperti edukasi berupa Lomba gambar primata khususnya owa jawa oleh anak-anak sekitar kawasan CAGT yaitu Sekolah Dasar Dewata hingga pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan habitat Owa Jawa.(akn/bp)