Oleh Ridhazia
Meski media sosial menandai keterbukaan informasi, masih banyak penduduk negeri ini memilih informasi yang sesuai aliran pemikiran dan ideologinya. Bahkan kelompok kepentingan.
Artinya, ia tetap teralienasi, terasing; terisolasi. Tidak memiliki keseimbangan informasi yang memungkinkan terbuka untuk menyerap, menerima dan memahami informasi dari luar. Bahkan menyerap, menerima dan memahami terjadi perbedaan.
Posisi sosial yang serba tertutup dan sangat selektif ini hanya memosisikan teknologi informasi semodel media sosial baginya hanya sebatas alat menegaskan kekelompokan. Bukan untuk membuka diri. *
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati komunikasi sosial politik, bermukim di Vila Bumia Panyawangan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.