PUTING lecet sering terjadi pada ibu menyusui, dan dapat mengganggu proses menyusui. Ada berbagai cara untuk mengatasi hal tersebut, mulai dari pemijatan hingga pemberian kompres. Puting lecet saat menyusui merupakan masalah yang sering terjadi pada ibu menyusui. Kondisi tersebut ditandai dengan kemunculan bintik putih atau lecet pada puting, bahkan dapat berdarah.
Penyebab puting lecet bisa bermacam-macam. Beberapa contoh yang paling sering terjadi, antara lain pelekatan yang kurang sempurna, mengempeng (shallow sucking), dan posisi menyusui yang salah.
Selain itu, puting lecet dapat dipicu oleh infeksi. Bahkan, bagi beberapa ibu menyusui, penggunaan bra yang terlalu ketat juga berisiko menimbulkan gesekan pada puting, sehingga membuatnya luka. Termasuk, penggunaan pompa ASI yang kurang pas.
Jika keluhan puting lecet atau sakit telah berlangsung lebih dari 3-4 hari, maka tidak bisa didiamkan. Untuk mengatasinya, ibu perlu segera mencari tahu penyebabnya. Berikut ini beberapa cara mengobati puting yang lecet yang dapat ibu lakukan:
1, Buat Pori-pori Puting Melembut
Untuk mengatasi puting susu lecet saat menyusui akibat penyumbatan, cara ini bisa ibu terapkan. Rendam puting ibu dengan air hangat. Ini dapat dilakukan saat ibu berendam di bath tub atau mandi dengan shower. Bila tidak memungkinkan dengan cara tersebut, posisikan payudara pada wadah berisi air hangat hingga bagian puting terendam. Lakukan sebanyak 3-4 kali sampai penyumbatan berkurang.
2, Beri Pijatan Lembut pada Puting
Pijatan lembut di sekitar puting dapat membantu penyumbatan berkurang. Coba beri sedikit tekanan pada area belakang puting yang lecet. Cara ini dapat dilakukan bersamaan saat ibu berendam air hangat, mandi dengan shower, atau menggenangi puting dengan air hangat. Kulit akan terasa lebih lembut selama proses ini. Namun, berhati-hatilah saat memijat dan jangan terlalu keras, karena bisa memperparah rasa sakit pada puting.
3. Kompres Puting dengan Air Hangat
Cara ini sering disarankan oleh dokter untuk mengobati puting yang lecet. Ibu dapat memakai sapu tangan berbahan lembut, lalu rendam di dalam air hangat selama beberapa waktu. Peras hingga kain tidak terlalu basah. Kemudian, kompres puting yang terasa nyeri sekitar lima belas menit dan keringkan payudara. Ibu dapat mencobanya sebelum mulai menyusui bayi.
4. Kurangi Penggunaan Sabun Saat Mandi
Saat mandi, kurangi penggunaan sabun pada daerah puting. Dengan demikian, puting terhindar dari bahan yang mungkin dapat mengiritasi. Hindari juga produk pembersih lainnya yang mengandung bahan-bahan iritan. Mandilah dengan air hangat agar puting menjadi lembut dan tubuh ibu juga merasa lebih nyaman.
5, Oles dengan Minyak Zaitun
Penggunaan minyak zaitun bisa menjadi cara untuk mengobati puting yang lecet. Sebab, jenis minyak ini punya kemampuan untuk melembapkan kulit. Rendam kapas bulat ke dalam minyak zaitun. Kemudian, tempatkan kapas di bagian dalam bra hingga menutupi bagian puting yang lecet. Setelahnya, basuh puting dengan lembut sebelum menyusui. Minyak zaitun akan membuat puting lembut dan lembap, sehingga mengurangi luka lecet.
6. Usap Puting Lecet dengan Perahan ASI
ASI memiliki kandungan antimikroba. Tak heran bila menyusui adalah cara paling efektif untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh bayi. Ternyata, beberapa orang menganggap kandungan ASI ini mampu menangani puting yang lecet dan mencegahnya terinfeksi lebih lanjut. Meski belum ada penelitian ilmiah terkait hal ini, sah-sah saja bila ibu ingin melakukannya. Lagi pula, mengusap puting lecet dengan ASI adalah cara paling mudah untuk mengurangi ketidaknyamanan yang muncul akibat rasa nyeri pada puting.
7. Tetap Menyusui seperti Biasa
Puting yang lecet bukan jadi alasan untuk berhenti menyusui bayi. Justru saat menyusui bayi seperti biasa, ibu dapat merangsang aliran ASI terus keluar. Posisi bayi yang benar saat menyusu menjadi kuncinya. Letakkan dagu dan mulut bayi tepat di atas puting yang lecet, sehingga ia akan menyusu sekuat mungkin pada area tersebut.
Menyusui lebih sering dapat membantu menghilangkan luka lecet sekaligus mencegah penyumbatan lanjutan.
8. Coba Posisi Berbeda untuk Menyusui
Guna mengatasi puting lecet saat menyusui, cara ini bisa ibu lakukan. Cobalah beberapa posisi menyusui yang berbeda-beda. Dengan demikian, ibu dapat menemukan posisi yang paling nyaman untuk ibu dan bayi. Beberapa posisi yang dapat dicoba ialah posisi menyamping atau memegang bola. Perbedaan posisi dapat memengaruhi posisi mulut bayi dalam mengisap. Jika bayi mengisap dengan efektif, maka kejadian puting lecet dapat berkurang.
9. Lepaskan Mulut Bayi Saat Terasa Sakit Ketika Menyusui
Puting lecet salah satunya dapat terjadi karena posisi mengisap bayi yang tidak tepat. Bila merasa sakit dan tidak nyaman saat menyusui, ibu dapat melepaskan mulut bayi.
Salah satu teknik yang dapat dilakukan adalah memasukkan jari kelingking ke ujung mulut bayi untuk melepaskan pengisapan bayi ketika ibu merasa sakit atau tidak nyaman. Setelah beberapa saat, ibu dapat memulai lagi memosisikan bayi untuk dapat mengisap dengan baik.
10. Pakai Salep untuk Mengurangi Rasa Sakit
Pengaplikasian salep bisa menjadi cara mengobati puting susu yang luka. Ibu dapat memilih salep yang mengandung lanolin untuk mengurangi rasa sakit pada puting. Selain itu, salep dengan kandungan chamomile atau calendula bisa menjadi pilihan. Kedua kandungan tersebut mampu memberi efek menenangkan sekaligus mengurangi nyeri. Pastikan salep yang dibeli memang diformulasikan khusus untuk ibu menyusui. Bila tidak yakin, tanyakan kepada dokter untuk mendapat salep yang tepat.
11. Biarkan Puting Mengering Setelah Menyusui
Setelah menyusui bayi, puting akan basah karena sisa ASI dan air liur bayi. Puting yang basah dapat membuat rasa nyeri semakin terasa. Untuk itu, keringkan puting dengan cara diangin-anginkan setelah selesai menyusui, sehingga ibu dapat merasa lebih nyaman. Bila ibu sedang buru-buru dan tidak dapat menunggu puting mengering secara alami, tepuk-tepuk puting dengan cepat menggunakan kain agar lebih cepat kering.
12. Gunakan Bra yang Nyaman
Salah satu cara mengobati puting yang lecet adalah dengan menggunakan bra yang nyaman. Ibu bisa memilih bra yang memang didesain khusus untuk ibu menyusui, dengan menggunakan bahan yang lembut. Pastikan juga ukurannya pas dengan ukuran payudara ibu saat menyusui. Hal ini penting agar kain bra tidak membuat gesekan pada puting payudara.
13. Ganti Breast Pad dengan Teratur
Bila ibu menggunakan breast pad, pastikan untuk menggantinya secara teratur. Jangan biarkan breast pad basah terlalu lama. Breast pad yang kering dapat membantu puting tidak mudah lecet. Kalau perlu, jadwalkan waktu penggantian breast pad sesering mungkin agar kondisi puting selalu kering.
14. Minum Obat Pereda Nyeri
Ketika nyeri pada puting tidak tertahankan, ibu bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas di apotek. Carilah obat yang cocok untuk ibu menyusui, serta perhatikan instruksi pemakaian dan dosis yang dianjurkan. Contohnya, ibuprofen aman diminum ibu menyusui yang tidak punya riwayat gangguan lambung maupun asma.
Namun, konsumsi ibuprofen hanya saat dirasa perlu dan jangan sampai melebihi dosis yang dianjurkan.
15. Pemberian Antibiotik
Konsumsi antibiotik bisa menjadi cara mengobati puting yang lecet. Khususnya lecet yang disebabkan oleh infeksi bakteri sehingga memunculkan peradangan. Namun, penggunaan antibiotik hanya dapat melalui resep dokter sehingga ibu perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Antibiotik topikal yang diberikan dalam jangka pendek dapat mengobati kondisi puting lecet akibat infeksi bakteri. Obat ini akan menembus ke jaringan yang meradang di sekitar lecet.
Keluhan puting lecet saat menyusui umumnya dapat diatasi lewat pengobatan mandiri di rumah. Pada kebanyakan kasus, lecet tersebut akan sembuh dengan perbaikan posisi dan perlekatan saat menyusui. Saat puting lecet, ibu tidak perlu khawatir apakah harus lanjut menyusui atau tidak. Puting lecet, bahkan yang berdarah sekalipun, tetap aman untuk disusui bayi.
Jika kondisi puting tidak kunjung membaik, maka segera konsultasikan dengan dokter, khususnya bila merasakan nyeri parah, mengganggu proses menyusui, dan menunjukkan tanda infeksi.*(Penulis: dr. Sara Elise Wijono, MRes/Sumber: KlikDokter.com)