BANDUNG, BANDUNGPOS.ID – Sejumlah peserta Program Petani Millenial Jawa Barat menganggap Program Petani Milenial yang digagas Gubernur Jawa Barat, telab merugikan para peserta yang pernah terlibat dalam program tersebut.
“Program Petani Millenial yang bercita-cita mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian daerah Jawa Barat justru malah menambah beban sebagian masyarakat,” kata Muhammad Khofif, salah seorang peserta progran Pwtani Milinial, dalam siarannpernya, Senin (24/10/2022).
Menurut Muhammad Khofif, ia dan rekan yang lainnya ikut terlibat dalam program petani millenial Jawa Barat, di Balai Benih Hortikultura, Cikole, Lembang, Kabupatén Bandung Barat
“Kronologisnya petani milenial yang berjumlah 20 orang yang terpilih termasuk saya, diminta mengajukan pinjaman sebanyak Rp 1M kepada bank BJB dan dijamin oleh pihak agro jabar,” terang Muhammad Khofif.
Lalu, tutur Khofif, dari hasil kredit tersebut, sekira 80% dibelikan indukan ke Minaqu. “Setelah itu kita sebagai peserta diminta untuk memperbanyak tanaman indukan tersebut untuk menjadi anakan yang nantinya akan dijual kepada Minaqu,” kata Muhammad Khofif.
Kemudian, lanjut Muhammad Khofif, dengan terjualnya anakan yang diproduksi sudah melebihi target, seharusnya utang senilai Rp 1M itu sudah lunas bahkan menghasilkan margin.
Namun kata Khofif, utang tersebut tak kunjung dibayarkan sehingga saat ini dirinya dan 19 orang temannya dianggap memiliki pinjaman.
Hal tersebut terjadi, menurutnya, pihak Minaqu tidak membayar kewajibannya kepada pihak Agro Jabar. Seharusnya agro Jabar tetap membayar tunggakan karena itu kewajibannya sebagai avalis.
Diketahui, Agro Jabar merupakan BUMD Jabar sebagai penjamin kredit usaha rakyat serta Minaqu sebagai Offtaker penyedia indukan dan penerima hasil panen.(drd)