KEBOTAKAN atau kerontokan rambut dapat memengaruhi sebagian kulit kepala atau bahkan seluruh tubuh. Kondisi ini bisa terjadi karena faktor keturunan, perubahan hormonal, penyakit tertentu, dan proses penuaan. Pada pria, salah satu kondisi kebotakan yang umum terjadi adalah alopecia androgenetik. Rambut botak pada pria juga kerap dikaitkan dengan risiko gangguan kesuburan. Bagaimana hubungan kebotakan dengan kesuburan pria? Simak penjelasan dokter berikut ini.
Penyebab Kebotakan Pria
Alopecia androgenetik merupakan bentuk umum dari kerontokan rambut pada pria dan Wanita yang disebabkan oleh faktor genetik. Kerontokan memiliki pola yang jelas, biasanya dimulai di kedua pelipis. Seiring berjalannya waktu, garis rambut akan menyusut membentuk huruf “M” yang khas. Rambut juga menipis di bagian ubun-ubun, lalu sering kali berkembang menjadi kebotakan sebagian atau keseluruhan. Alopecia androgenetik sering dihubungkan dengan beberapa kondisi medis, seperti penyakit jantung coroner, kanker prostat, diabetes, hipertensi, dan sebagainya.
Kaitan Rambut Botak dengan Kesuburan Pria
Melansir Healthline, kerontokan rambut terjadi karena penyusutan folikel rambut dan berdampak pada siklus pertumbuhan. Kerontokan rambut juga dapat disebabkan oleh hormon dan gen tertentu. Hormon testosteron yang berkaitan dengan kerontokan rambut adalah dihidrotestosteron (DHT). Hormon ini dibuat dari testosteron oleh enzim 5-alpha reductase. Dihidrotestosteron ditemukan di kulit, folikel rambut, dan prostat. Aktivitas DHT dan sensitivitas folikel rambut terhadap DHT dapat menyebabkan kerontokan rambut.
Dihidrotestosteron juga bekerja di dalam prostat. Tanpa DHT, prostat tidak akan berkembang normal. Di sisi lain, kadar DHT yang berlebihan dapat menyebabkan hipertrofi (pembesaran) prostat jinak. Menurut dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, pada beberapa kasus, pria yang mengalami kebotakan atau alopecia androgenetik memang berisiko terkena gangguan kesuburan yaitu penurunan sperma. “Hal ini disebabkan oleh berkurangnya hormon testosteron atau protein kompleks yang disebut kadar SHBG,” jelas dr. Iqbal.
Kadar Sex Hormone Binding Globulin (SHBG) atau globulin pengikat hormon seks merupakan protein yang dibuat oleh organ hati. Protein ini mengikat tiga hormon seks pada pria dan wanita, yaitu estrogen, DHT, dan testosteron. Protein SHBG mengontrol jumlah testosteron yang dapat digunakan jaringan tubuh. Menurut dr. Iqbal, SHBG akan berkaitan dengan hormon seks dan berperan penting dalam proses kesuburan pria. “SHBG yang rendah dikaitkan dengan penurunan produksi dan pematangan sel sperma,” ujarnya.
Dokter Iqbal juga mengatakan, kebotakan rambut yang dialami pria pun bisa terjadi karena hipogonadisme. Melansir Mayo Clinic, hipogonadisme merupakan kondisi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan cukup hormon testosteron pada tubuh. Kekurangan hormon testosteron berkaitan dengan risiko kebotakan dan masalah kesuburan pada pria.
Pria Botak Bukan Berarti Tidak Subur
Meskipun kebotakan dan kadar testosteron berkaitan, bukan berarti semua pria botak emiliki masalah kesuburan. Fertilitas pria juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor Kesehatan sperma, meliputi jumlah, pergerakan, dan bentuknya. Jika terdapat masalah pada ketiga faktor tersebut, bisa jadi muncul gangguan kesuburan pada pria.***(Penulis: Zahra Aminati/Referensi tulisan oleh: dr. Muhammad Iqbal Ramadhan/Foto-foto: Istimewa/Sumber: KlikDokter.com)