Pemilu 2024 Harus Berpihak Pada Disfabel dan Lansia
Pemilu 2024 Harus Berpihak Pada Disfabel dan Lansia
Kota Bandung, BANDUNGPOS.ID: Artikulasi agenda penyandang disabilitas dan lansia (#DILANS) pada Pemilu 2024.harus lah menjadi bagian dari perdebatan kebijakan dan keberpihakan diantara para kontestan pada semua level baik eksekutif (Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota) maupun legislatif (DPR, DPRD,dan DPD).
Dalam Talkshow Interaktif Advokasi Pemilu untuk Disabilitas, yang diselenggarakan di GOR Saparua, Liga Buku mengundang Farhan Helmy, Presiden Pergerakan Disabilitas dan Lanjut Usia (DILANS) Indonesia.
“Saatnya warga disabilitas dan lansia mengartikulasikan kepentingannyà kepada para kontestan yang akan bertarung pada Pemilu 2024”, ujar Farhan dalam membuka dialognya. “Keberpihakan harus ditunjukkan konsestan pada warga rentan ini diperkirakan jumlahnya lebih dari 50 juta orang ini sudah seharusnya dari komitmen percepatan pelaksanaan agenda DILANS yang saat ini masih jauh dari harapan”, lanjutnya.
“Prinsip-prinsip normatif yang sudah diakui secara universal: No One Left Behind dan Nothing About Us Without Us, serta berbagai peraturan perundangan yang berlaku dan turunan teknisnya, hendaknya menjadi komitmen untuk diwujudkan oleh para kandidat. Komitmennya haruslah kongkrit dan terukur dan akan dirasakan oleh warga DILANS”, imbuhnya.
Jaminan sosial dan kesehatan, alat penunjang keseharian ( assistive technology), aksesibilitas pada fasilitas dan pelayanan publik, pendidikan dan pekerjaan diantara persoalan yang disebutkan.
Djumono, aktivis difabel, calon anggota DPD Jawa Barat 2024-2029, yang hadir pada dialog ini sependapat dengan apa yang disampaikan Farhan. Niatnya untuk menjadi anggota DPD untuk memperjuangkan aspirasi warga difabel Indonesia, khususnya Provinsi Jawa Barat.
Dialog ini juga dimeriahkan oleh Opik Geulang, seniman difabel yang ikut membacakan puisi yang dikarangnya, “Lukisan Dunia”. Puisi ini refleksi opik tentang dunia yang dilihatnya sebagai difabel cerebral palsy yang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi.
Dalam menutup dialog Farhan menyemangati peserta, “Siapapun berpotensi untuk menjadi difabel karena banyak sebab. Andaikan terjadi, menjadi seorang difabel bukan akhir segalanya.** (rm/BNN)