Kolom Mahasiswa
Oleh: Prise
KEMISKINAN menjadi masalah utama di Negara Indonesia. September 2022 tercatat sebesar 9,57% atau sebanyak 26,36 juta orang berada di bawah garis kemiskinan.
Kemiskinan mengacu pada masyarakat yang berada dalam keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kebutuhan hidupnya. Seseorang tergolong miskin apabila tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
Kemiskinan yang terjadi pada suatu negara memang perlu ditinjau sebagai permasalahan serius.
Negara Indonesia termasuk dalam negara di dunia dengan jumlah penduduk yang paling besar. Oleh karena itu, seharusnya memiliki sumber daya manusia berkualitas tinggi juga. Namun hingga saat ini Indonesia masih dalam keterpurukan karena tingginya permasalahan kemiskinan yang disebabkan pengangguran.
Penyebab pengangguran ini disebabkan beberapa faktor, seperti kurangnya sumber daya manusia akibat tidak memadainya pendidikan yang ditekuni, sehingga kurang keahlian dan keterampilan.
Hingga saat ini pemerintah masih berupaya memperbaiki kualitas pendidikan sumber daya manusia. Kemudian kemajuan teknologi juga membuat banyak perusahaan menggantikan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh manusia menjadi dilakukan oleh mesin bahkan robot. Hal itu karena dinilai lebih cepat, efisien, akurat dengan kualitas tidak jauh beberda seperti dikerjakan oleh manusia.
Selain kedua hal itu, pemutusan hubungan pekerjaan (PHK) juga menjadi pemicu pengangguran. PHK bisa terjadi karena kontrak kerja telah berakhir atau adanya pengurangan karyawan pada perusahaan. Tentunya hal ini dapat meningkatkkan angka pengangguran yang mengakibatkan tingkat kemiskinan juga ikut meningkat.
Keterkaitan antara penganguran dengan kemiskinan sangat erat sekali. Seseorang yang menganggur tentunya tidak akan mendapatkan pendapatan. Tingkat kemiskinan ini bergerak mengikuti tingkat pengangguran. Apabila tingkat pengangguran terus meningkat maka otomatis tingkat kemiskinan juga akan meningkat dan pada saat tingkat pengangguran menurun maka tingkat kemiskinan juga akan menurun.*
Prise, mahasiswa Prodi Jurnalistik Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, bermukim di Kota Bandung, Jawa Barat