Kolom Sosial Politik

Memecah KEBUNTUAN

166views

 

Oleh Ridhazia

Politik bukan sebatas popularitas tetapi memecahkan kebuntuan elektoral di kalangan pemilih muslim tradisional. Itulah yang dilakukan PDIP ketika memilih Mahfud MD sebagai wakil presiden yang didampingkan pada Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

Guru Besar Hukum Tata Negara ini tidak saja populer sebagai pejabat publik dan politisi, sekaligus tokoh keagamaan dengan pengalaman dan usia yang matang bagi PDIP menjadi alasan yang rasional untuk mengisi celah kekurangan calon presiden Ganjar Pranowo.

Apalagi beberapa lembaga survey sebelumnya telah memosisikan Mahfud MD bisa disandingkan dengan siapa saja sebagai wakil presiden. Bahkan secara elektoral pula ia dipilih publik bisa menjadi presiden.

Cendikia muslim

Isu keagamaan dan tokoh agama Islam masih menarik untuk diusung pada setiap pilpres era reformasi. Tak kecuali oleh PDIP. Dan, putra Bangkalan Madura berusia 67 tahun ini representasi yang cukup lengkal. Ia politisi PKB yang pernah menjadi anggota DPR-RI. Sebagai “pemukim” Senayan yang cukup lama.

Selain berpengalaman sebagai pejabat publik hingga sekarang, ia juga diterima baik dalam organisasi keislaman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sang Profesor adalah Koordinator Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) periode 2012-2017 dan hingga 2027 menjadi Ketua Dewan Pakar Majelis Nasional KAHMI periode 2022-2027.

Trias Politika

Mahfud MD dipasang menjadi tokoh yang mumpuni untuk menciptakan relasi politik eksekutif- legislatif karena pengalamannya di DPR. Pengalaman sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dipentingkan dalam membuat relasi eksekutif -yudikatif.

Dekat Gus Dur

Profesor Mahfud MD yang terbilang akrab dan hangat dengan Gus Dur. Ia kerap bercerita bagaimana hubungan keduanya melampaui batas formal. Mungkin saja ia anak ideologi mantan Ketua PBNU Abdurahman Wahid yang paling intelek dan cendikia. Diposisikan dan dipercaya menjadi orang sipil pertama sebagai menteri pertahanan menunjukan hubungan batin keduanya melampaui batas relasi formal. *

* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati komunikasi sosial politik, bermukim di Vila Bumi Panyawangan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Leave a Response