Oleh Kin Sanubary
Majalah Zaman dikelola oleh para sastrawan kondang dan terbit 42 tahun silam. Putu Wijaya, Nano Riantiarno, Sori Siregar, Jim A Supangkat, Danarto, D. Djajakusuma, Afrizal Anoda, Ananda Moersid, Tuti Indra Malaon dan Nuriyah Abdurrahman Wahid, seperti ensemble menampilkan orkestra di majalah ini.
Majalah Zaman terbitan November 1982 menampilkan seorang model untuk sampul depan. Vera, seorang foto model ibukota dengan tampilan lukisan airbrush yang menjadi ciri khas sampul majalah Zaman dilukis oleh illustrator Benny D.
Membaca dan membahas majalah era tahun 80-90an tak lengkap bila tak menyebut Majalah Zaman. Ciri khas majalah ini selalu tampil dengan lukisan airbrush.
Zaman selalu hadir dengan bahasan yang lugas dan tuntas. Bahasa yang dituturkan pun selalu enak dibaca dengan gaya penulisan bahasa sastrawi. Tak heran karena jajaran redaksi majalah Zaman yang merupakan satu kelompok dengan Majalah Tempo.
Ada nama-nama tokoh, sastrawan, budayawan dan seniman juga jurnalis senior seperti Goenawan Mohamad sebagai pimpinan redaksi juga : Putu Wijaya, Nano Riantiarno, Sori Siregar, Jim A Supangkat, Danarto, D. Djajakusuma, Afrizal Anoda, Ananda Moersid, Tuti Indra Malaon dan Nuriyah Abdurrahman Wahid.
Laporan Khusus menurunkan kisah perjalanan pendiri perusahaan otomotif Ford, Henry Ford, Goresan Hitam Di perjalanan Gemilang.
Henry Ford datang di Detroit Amerika Serikat tahun 1879. Henry merupakan imigran yang beralas dari Irlandia. Henry sukses sebagai pelopor industri mobil di Amerika juga di dunia. Tahun 1978, John De Lorenn kelahiran Detroit Amerika Serikat membangun industri mobil di Ulster, Irlandia Utara dan mengalami kebangkrutan gara-gara tertangkap berdagang barang haram narkotika.
Dunia pun terkejut karena John Zachary De Lorenn seorang pemilik perusahaan besar, industrialis mobil dan perancang mobil terkenal di AS ditangkap FBI. Pemilik De Lorenn Motor Company (DMC) itu pun akhirnya meringkuk di penjara Federal Los Angeles- Amerika Serikat.
Sehari Dengan Kamaruddin Panggabean, tokoh Sepakbola Indonesia.
Demi sepak bola rugipun tak apa-apa, tekad Kamaruddin Panggabean. Setiap tim asuhannya berlaga di lapangan dan menjelang pertandingan, manajer klub Galatama, Mercu Buana ini tidak bisa tertidur pulas. Uang bukan soal, asal jangan kehilangan muka. Demi sepakbola bagi seorang Kamaruddin Panggabean uang hampir tak ada artinya yang penting gengsi tetap terjaga bagi klub sepakbola kebanggaannya Mercu Buana.
Kamaruddin Panggabean dikenal sebagai seorang yang ahli strategi, dirinya tak bisa dipisahkan dari sepak bola. Setiap menit ia curahkan pikirannya untuk sepak bola. Mulai dari sejak bangun tidur pikirannya dijejali oleh siasat bagaimana supaya Mercu Buana bisa memenangkan pertandingan.
NGINTIP ~ Vina Panduwinata, penyanyi.
Vina Panduwinata, 23 tahun sedang sibuk rekaman lagi setelah album keduanya selesai digarap – di tahun 1982. Vina penyanyi asal Kota Bogor ini tengah menyelesaikan paket rekaman untuk sebuah program musik di RRI Jakarta. Program musik ini nantinya akan disebarluaskan ke negara-negara anggota ASEAN, suatu kerjasama siaran radio antara Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina.
Vina pertama kali rekaman di Jerman Barat ketika studi bidang kesekretarisan tahun 1974. Di negeri Kanselir itu, dia menghasilkan 2 rekaman piringan hitam berjudul Java & Singles Bar dan album piringan hitam lainnya berjudul Sorry-Sorry dan Touch Me yang diproduseri oleh komponis Jerman, Richard Vullings & Bernard Wippich.
Bintang film Lidya Kandouw tampil di pagelaran Srimulat dalam lakon Anak Drakula pementasan berlangsung di Gedung Srimulat, Senayan Jakarta. Penonton yang hadir cukup membludak, kapasitas 1.000 tempat duduk terisi semua oleh penonton dari berbagai kalangan. Malam itu Lidya Kandouw tampil bersama para pelakon Srimulat seperti Asmuni, Basuki, Gepeng dan kawan-kawan.
Penampilan Lidya Kandouw cukup sukses meskipun agak sedikit grogi karena baru pertama kali manggung di Pentas Srimulat.
Pantomim mulai belajar bicara. Mamako Yoneyame memanfaatkan falsafah Zen dari Jepang. Robert Shields cenderung bicara masalah kemanusiaan di pinggir jalan. Dan tokoh pantomim lainnya Joe Mc Cord yang juga dari AS turut menyuarakan tentang lingkungan hidup. Sementara Elteatro Campesino memaknai pantomim untuk keperluan politik.
Marcel Marceau dari Prancis tetap bertahan pada tradisi pantomim. Marcel merupakan murid Etienne Decroux. Tahun 1931 Etienne Decroux memulai pantomim dengan menyulut api revolusi pantomim, Etienne banyak belajar dari film-film yang dibintangi oleh Charlie Chaplin.
Komet Halley setiap 76 tahun sekali melintas dekat matahari. Lintasan Komet Halley terlihat jelas dari bumi pada tahun 1910. Pada tahun 1986 Komet Halley kembali lagi ke lintasan tersebut. Namun tidak akan terlihat dengan mata telanjang dari bumi. Gumpalan gas dan debu beku Komet Halley berada di sekitar garis orbit Planet Saturnus dan Uranus. Bulan Februari 1986 Komet Halley melintas di dekat matahari selama 4 bulan.
Iva Toguri D’ Aquino warga negara AS keturunan Jepang yang menjadi penyiar di Radio Tokyo dengan nama samaran Tokyo Rose dalam Perang Dunia ke-ll dituduh berkhianat oleh masyarakat AS selama hampir 30 tahun ia mengalami tekanan batin.
Atas desakan masyarakat Jepang-AS ia akhirnya direhabilitasi oleh Presiden AS, Gerald Ford.
Rubrik cerita pendek yang ditampilkan oleh Majalah Zaman terbitan November 1982 yaitu : Pasukan Gajah, seri Abimanyu Gugur oleh Seno Gumira Ajidarma ~ Gadis Pabrik karya Indra Syamsi Syamsuddin dan sebuah kisah nyata : Lokomotif Hantu karya T. Crawford yang diterjemahkan oleh Sudibyo Eswe.*
* Kin Sanubary, kolektor, pendiri dan pengelola Rumah Media Lawas, aktivis pertunjukan seni panggung, musik film dan teater, bermukim di Tanjungwangi Kabupaten Subang, Jawa Barat.