Pendidikan

Literasi Broadcasting  SMPN-19 “Bandung  Juara”

273views

Pendidikan broadcast meliputi : presenter, kameramen dan wartawan media. Kalau dunia perfilman, ada  sutradara, produser, editing dan lainnya. Konsentrasi broadcasting  memberi pengajaran, penidikan dan pelatihan kepada mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja di bidang penyiaran, baik radio maupun televisi. Bahkan konsentrasi  ini sangat diminati oleh mereka yang berjiwa kreatif di bidang audio visual. Peluang-peluang kerja yang dimungkinkan berdasarkan konsentrasi antara lain presenter,  Master of Ceremony (MC),  Reporter Radio dan  televisi.  Anchor TV.  script writer  periklanan.  Ada juga yang  konsentrasi  creative program radio, televisi, dan production house (PH). Konsultan  media  dan p enulis Skenario

 

Lalu bagaimana habit literasi broadcasting, PR, public speaking,  di SMPN-19  Bandung?  Team literat 19   berhasil mengungkap gaya hidup berliterasi para guru dan siswa.   Wakepsek Bidang   Kesiswaan SMPN-19 Bandung ,  Ibu Ningrum Sholeha ,SPd  menyampaikan, kehadiran broadcasting, PR dan public speaking  di SMPN-19  sangat mendukung  kegiatan siswa. Manajeman sekolah mengajak dan mendukung  kegiatan dengan melalui literasi dan mengajak  rekan-rekan guru dan seluruh murid.

Public speaking, public relation,  itu kunci untuk berliterasi agar seluruh murid SMPN-19 menjadi aktif, kreatif dan  inovatif. Literasi public speaking diantaranya melalui broadcasting  selalu diterapkan, karena pandai membaca, pandai menulis, pandai menyampaikan ulang dalam bentuk lisan  juga penting, itulah SMPN- 19, ungkap Bu Ningrum.   Berikutnya team  Literat-19   menyambangi  Wali Kelas VIII-D,  Ibu  Rahmi Nur Afifah,.S.Pd, ia mengatakan siswa selalu diberikan tugas mengenal dan mempelajari empat aspek  kebahasaan, diantara  setiap siswa diwajibkan menyimak, berbicara, membaca , menulis dan menyampaikan ulang ( story telling) , juga mengamati dan menganalisa materi yang ditugaskan.

“ Agar  literasi  kuat,  pembelajarannya  diberbanyak diskuisi, buat kelompok  belajar dan praktik , “ katanya.

Praktiknya siswa berkewajiban mempresentasikan ulang  dari  ilmu yang  sudah didapatkan di depan teman-temannya, baik in door maupun outdoor.  Broadcasting, PR, publik speaking menjadi penting, karena  kemampuan setiap peserta didik harus teruji kemampuannya.

Sedangkan Operator SMPN-19 , Ibu ,. Bapak Firmansyah,  mengungkapkan,  publik speaking  harus menjadi  kemampuan siswa,  dengan diawali  diantaranya melalui kebiasaan membaca 10 menit  sebelelum  masuk KBM, dengan modal banyak membaca, siswa akan semakin kaya dengan berbagai khasanah dan keilmuan. Siswa juga diarahkan dapat memanfaatkan gawai  secara sehat, memadukan antara internet, buku mata pelajaran  melalui bimbingan guru tentunya. Literasi menjadi sangat penting di SMPN-19  Bandung,  ini karena membaca  dan berbicara itu mencerdaskan  siswa/guru untuk  mampu berfikir kritis.

Ibu Betty Ariani Somantri,.SPd, Wali Kelas IX-E,  SMPN-19 Bandung  menegaskan,  public speaking diantaranya menggunakan perangkat broadcasting  itu sangat penting agar  anak-anak memiliki habit membaca dan bicara. Budaya membaca  dan bicara harus dilakukan terus, jangan sampai punah,  seperti  kebiasaan membaca  dan dilanjutkan menyampaikan ulang ( Story telling) di lapangan . Kebiasaan membaca di sekolah itu Insya Alloh baik, karena semua buku di perpustakaan sekolah sudah melalui proses seleksi dan sensor. Literasi sehat akan menjamin siswa berkualitas, kalau  siswa mau membaca minimal menjadi tahu, semakin banyak yang dibaca  semakin literat anak tersebut, ujar Bu  Betty, semangat.

Bapak Engkus Warsa Kusumah ,. SPd,,-Wakepsek Kurikulum  menambahkan,  broadcasting, public speaking dan PR  di SMPN-19  menguatkan belajar berbicara di depan umum yang terkonsep dengan membaca  buku  yang disukainya, sedangkan budaya baca  dan budaya public speaking  siswa SMPN-19  harus terus disempurnakan, akan semakin sempurna jika guru tidak sekadar menugaskan, tetapi juga memberi contoh rajin membaca materi buku yang ada di perustakaan. Sehingga bisa mengakar dan selalu memberikan informasi  keilmuan kepada para siswanya dalam kegiatan kelas.  Senada degan  Pak  Engkus,  berikutnya  Ibu Guru  Anna Masliana,.SPd. Wali Kelas    yang wanti-wanti agar aksi literasi siswa SMPN-19 bisa menambah penegetahuan dan kemampuan  peserta didik, baik hari ini atau di kemudian hari.  Membaca itu tidak perlu dibatasi 15 menit, karena semakin banyak semakin baik, dengan banyak membaca, siswa semakin kaya referensi. Kegiatan redhaton 15 menit di sekolah yang selalu digelar, itu langkah pertama, artinya langkah berikutnya adalah kesadaran siswa.  **|Rianto Muradi|

 

 

 

Leave a Response