KPU Jabar Gandeng Fikom Unisba Gelar Seminar Optimalisasi Partisipasi Pemilih Pemula
METRO BANDUNG, bandungpos.id – Jelang tahun politik 2024, KPU, Bawaslu, Tribun Jabar, dan Fikom Unisba gelar seminar “Strategi KPU Mengoptimalkan Partisipasi Pemilih Pemula”. Gelaran ini diadakan Selasa (29/8) di Auditorium Unisba Jalan Tamansari 24 Bandung. Kegiatan yang dilangsungkan secara hybrid ini dilakukan untuk mitigasi para pemilih pemula pada Pemilu 2024 mendatang.
Dekan Fikom Prof. Dr. Atie Rachmiatie, M.Si mengucapkan terima atas kepercayaan kepada Fikom Unisba untuk menyelenggarakan acara penting dan strategis ini. Selanjutnya Atie mengungkapkan bahwa saat ini perguruan tinggi bersama pemerintah, masyarakat, lembaga usaha, dan media membentuk penthahelix untuk menghadapi pesta demokrasi 2024.
“Saya berharap pesta demokrasi 2024 inginnya lancar, partisipasi pemilih tinggi dan kemudian tidak ada konflik yang signifikan. Kita semua pastilah menginginkan kestabilan. Ya, walaupun kelihatan sekali elite politik kebingungan cari calon wakil presiden. Aneh, kalau cari capresnya gampang tapi mencari cawapresnya kok susah. Ya, tetapi itulah dinamikanya. Jangan sampai yang terkait dengan masalah persaingan di elit politik kemudian berdampak yang tidak terlalu positif pada akar rumput karena yang paling penting itu kan justru bagaimana menstabilkan politik. Pilihan beda ngga apa-apa yang penting gimana caranya supaya semuanya berpartisipasi,” ungkap Atie.
Selanjutnya mantan Ketua KPI Jabar ini mengungkapkan, Unisba khususnya Fikom punya 1800 mahasiswa. Mereka sekarang dituntut untuk melaksanakan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Diantaranya ada satu program yang namanya kampus mengajar. Jadi, alangkah bagusnya kalau kita semua, termasuk mahasiswa sebagai intermediet akan menyebarluaskan kepada orang-orang di lingkungannya, kepada siswa SMP, SMA, pemilih pemula, tetangganya atau peer groupnya sehingga nanti yang namanya politik literasi itu mereka memiliki.
“Jadi, tidak hanya sekadar pengetahuan, sikap, dan mindset tetapi juga yang penting bagaimana menularkan perilakunya itu supaya meredam peer groupnya supaya tidak usah gontok-gontokan gegara beda pilihan. Kemudian juga partisipasinya jangan menjadi golput dan cuek. Itulah yang mungkin target paling dekat dan utama, khususnya dari teman-teman perguruan tinggi,” sambunga Atie.
Selanjutnya Ketua KPU Jawa Barat, Dr. Rifki Ali Mubarok, M.Si terkait Pemilu 2024 biasanya KPU diskusinya menggunakan istilah ‘Sawala’ dan kegiatan ini dilakukan rutin setiap tahun kerjasama dengan Tribun Jabar supaya diskusi ini bisa terinformasikan secara luas tidak hanya yang hadir di auditorium Unisba secara luring tapi juga yang hadir secara daring menggunakan media platform yang dimiliki Tribun Jabar.
“KPU tidak hanya melibatkan unsur media tapi juga unsur perguruan tinggi apalagi saat ini sudah ada putusan MK bahwa perguruan tinggi boleh digunakan kampanye dengan catatan asal ada izin dari perguruan tinggi tersebut dan tidak boleh membawa atribut parpol. Pemilu 2024 strategis bagi kita karena merupakan Pemilu yang menjadi momentum bagi bangsa kita untuk memasuki fase konsolidasi demokrasi. Maka hal yang paling penting untuk Pemilu 2024 nanti bagaimana bisa berjalan secara berkualitas yang diukur dari dua hal. Pertama, tahapan pemilunya bisa berjalan secara baik dan lancar tidak ada permasalahan, tidak ada penundaan. Kedua, kualitas ditentukan oleh peningkatan partisipasi pemilih. Ketika partisipasi pemilihnya meningkat maka legitimasi hasil juga bisa baik karena hasil Pemilu diterima semua pihak. Urusan tahapan Pemilu berjalan merupakan tugas KPU tapi urusan partisipasi tidak hanya urusan KPU tapi melibatkan semua pihak, baik itu dari unsur perguruan tinggi, ormas, pemerintah termasuk juga partai politik punya tanggung jawab untuk meningkatkan partisipasi pemilih karena nanti kampanye itu menjadi media untuk meningkatkan partisipasi pemilih,” jelas Rifki.
Rifki melanjutkan, jumlah pemilih di Jawa Barat terbanyak, yakni 35,7 juta. Dari jumlah ini generasi Z sekira 20 prosen (sekira 7 juta rentang usia 17 – 25 tahun). Kemudian pemilih generasi milenial (usia 25-40) di angka 11 juta atau sekitar 30 prosen. Jadi, kalau dikumulasikan maka sebagian besar pemilih Jawa Barat itu di rentang usia produktif 17- 40 tahun dan sisanya usia di atas 40 tahun. Intinya 53 prosen pemilih di Jawa Barat di usia produktif. Tentunya ini menjadi tantangan bagi kita dari penyelenggara maupun masyarakat, perguruan tinggi, dan media agar menarik generasi Z maupun juga generasi milenial untuk berpartisipasi dalam pemilu baik itu menjadi pemilih kemudian juga menjadi penyelenggara dan tentu juga bagi partai politik terlibat menjadi peserta pemilu atau menjadi Calon Legislatif.
“Sekarang generasi Z punya peran strategis karena tidak hanya menjadi pemilih tapi juga bisa menjadi penyelenggara dan tentunya bisa menjadi peserta pemilu. Contohnya dari Partai Golkar kebanyakan calegnya dari generasi Z. Ini menandakan di Jawa Barat generasi Z ini tidak apatis terhadap politik. Selain itu hampir sebagian besar PPK PPS kita itu usianya di rentang 17-40 tahun. Mudah-mudahan ini menjadi wajah baru Pemilu 2024 bisa berjalan secara baik dan lancar berkualitas semua tahapannya bisa berjalan dengan baik kemudian juga partisipasi pemilihnya. Februari kita akan melaksanakan Pilkada 2024,” lanjutnya,
Selain dihadiri oleh Dekan Fikom Unisba dan Ketua KPU Jabar, kegiatan ini juga dihadiri Pembantu Dekan II Fikom Unisba Dr. Dedeh Fardiah, M.Si, Pemimpin redaksi Tribun Jabar Adi Sasono, dan Ketua KPU periode 2022 Ilham Saputra S.Ip sebagai narasumber. Sementara peserta selain dari dosen Unisba juga berasal dari mahasiswa, ormas, parpol, dan masyarakat umum.(ask/bnn)