Kesehatan

Ketahui Hubungan Flat Foot dengan Keseimbangan Tubuh

279views

“Flat foot merupakan kondisi telapak kaki yang rata. Jadi, seluruh bagian telapak menyentuh lantai saat berdiri dan berjalan. Kondisi ini bisa mengganggu keseimbangan tubuh.”

JIKA seharusnya telapak kaki berbentuk melengkung, pengidap flat foot memiliki bentuk yang lurus. Seluruh bagian telapak tampak menyentuh permukaan ketika mereka berdiri atau berjalan. Lengkungan pada telapak kaki berfungsi menjaga keseimbangan postur tubuh. Lengkungan ini juga berguna untuk mencegah jatuh atau bergoyang saat berdiri, berdiri dan berlari.

Flat foot bisa dialami di salah satu kaki saja atau kedua kaki sekaligus. Ciri fisiknya bisa terlihat dengan jelas ketika pengidap menginjak permukaan datar. Salah satu langkah penanganan dilakukan dengan menggunakan insole.

Kaitan Flat Foot dan Keseimbangan Tubuh

Meskipun flat foot tidak membahayakan, tapi pengidap bisa saja mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sebab, mereka tidak memiliki lengkungan kaki yang membantu menopang seluruh berat tubuh. Dampaknya, akan terjadi ketidakseimbangan otot di pergelangan kaki, kaki dan pinggul. Selain masalah kesimbangan, flat foot juga bisa menyebabkan nyeri di area punggung bawah.

Penyebab yang Mendasari

Flat foot disebabkan oleh kelainan tulang dan tendon di telapak kaki atau tungkai bagian bawah. Tulang dan tendon normalnya akan mengencang dan membentuk lengkungan seiring dengan bertambahnya usia anak. Jika kedua bagian tersebut tidak mengencang dan membentuk, ini menyebabkan bentuk kaki rata. Pada anak-anak, flat foot juga dikaitkan dengan kelainan atau gangguan kesehatan, seperti:

• Kelainan bentuk tulang kering kaki (calcaneovalgus).
• Kaki datar akibat kelainan bawaan.
• Gangguan keseimbangan gerak (dispraksia).
• Sindrom Ehlers-Danlos, yakni gejala yang dipicu oleh kelemahan pada jaringan ikat yang menyokong kulit, tulang, atau sendi.
• Sendi yang terlalu elastis (hipermobilitas sendi).
• Cerebral palsy, yakni penyakit yang memicu masalah pada otot dan sistem gerak tubuh.

Sementara pada orang dewasa, kondisi yang bisa menyebabkan flat foot, di antaranya:

• Penyakit Parkinson, yakni penyakit saraf yang mengganggu kemampuan tubuh dalam mengontrol gerakan dan keseimbangan.
• Distrofi otot, yakni penyakit yang menyebabkan otot menjadi lemah dan kehilangan fungsi normalnya.
• Peradangan atau robekan pada tendon.
• Rheumatoid arthritis, yakni peradangan kronis pada sendi akibat gangguan kekebalan tubuh.
• Cedera pada ligamen di kaki.
• Patah tulang atau dislokasi (perubahan posisi sendi).
• Pemakaian sepatu hak tinggi dalam waktu yang lama.

Adapun faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kaki rata, yaitu:

• Lanjut usia.
• Obesitas atau kegemukan.
• Tekanan darah tinggi.
• Diabetes.
• Berolahraga dengan intensitas tinggi.
• Sedang hamil.
• Memiliki ukuran kaki yang lebih besar.

Langkah Penanganan Flat Foot

1. Penggunaan Insole

Insole berfungsi untuk menstabilkan dan memposisikan bentuk telapak kaki. Tujuannya agar otot di lutut dan pergelangan kaki tidak menopang bobot tubuh berlebihan. Ukuran dan bentuknya dirancang khusus sesuai dengan kontur telapak kaki masing-masing pengidap.

2. Latihan Peregangan

Beberapa pengidap memiliki tendon achilles yang pendek. Latihan ini bertujuan untuk meregangkan tendon guna mengurangi keluhan berupa rasa nyeri. Caranya dengan posisikan kedua tangan di tembok sebagai penopang. Posisikan kaki kanan lurus ke belakang, dengan kaki kiri dalam posisi menekuk, tapi tetap menyentuh lantai. Tahan gerakan ini selama 30 hingga 60 detik dan ulangi lebih dari 3 set.

3. Pilih Sepatu yang Cocok

Disarankan untuk memilih sepatu dengan bantalan yang cukup ampuh. Bantalan ini berfungsi sebagai penyangga. Selain itu, pilih bentuk sepatu yang sesuai dengan lengkungan atau bentuk kaki. Jika kondisinya terbilang parah, prosedur pembedahan direkomendasikan. Apalagi jika pengidap mengalami kelainan anatomi, seperti bentuk abnormal tulang kaki atau masalah pada jaringan ikat.

Ketika mengalami kondisi tersebut, silakan buat janji rumah sakit untuk melakukan perawatan.**(Tulisan kesehatan di atas sudah ditinjau oleh: dr. Rizal Fadli/Sumber: Halodoc.com)

Leave a Response