DaerahPendidikan

‘’Kembalikan Kejayaan Literasi’’, 1.000 Siswa, Guru SMA -2 Jeneponto

‘’Kembalikan Kejayaan Literasi’’, 1.000 Siswa, Guru SMA 2 Jeneponto

189views

JENEPONTO, BANDUNGPOS–Tokoh Literasi dan Perbukuan Nasional, Bachtiar Adnan Kusuma, didaulat menjadi Upacara Inspektur pada Senin 13 Mei 2024 di pelataran halaman SMA Negeri 2 Kabupaten Jeneponto. Upacara yang diikuti 1.000 orang siswa-siswi, guru-guru dan pegiat literasi kabupaten Jeneponto, Haerullah Lodjik dirangkaikan Hari Buku Nasional pada 17 Mei 2024. Pelaksanaan HBN berlangsung hikmat dalam rangkaian upacara bendera bersama seluruh guru dan siswa yang berjumlah sekitar 1.000 orang.

Tokoh literasi nasional yang juga Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasa Darma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI, Bachtiar Adnan Kusuma (BAK), hadir memberikan Orasi bertajuk Mengembalikan Kejayaan Literasi Sekolah di Sulsel, sebagai pembina upacara HBN.Sebelum upacara dimulai, Bachtiar Adnan Kusuma menyerahkan wakaf buku Dr .H.Alimuddin, SHMHMKn. ‘Anak Kolong Berwajah Buku’ kepada seumlah guru dan siswa SMA Negeri 2 Jeneponto.

Menurut BAK, pelaksanaan HBN tahun 2024 yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Jeneponto menjadi model strategi pembudayaan literasi di Sulawesi Selatan yang dilangsungkan secara kolosal. Selain mencari jalan keluarnya masih rendahnya nilai literasi sekolah di jajaran SMA SMK di Sulawesi Selatan, juga memberikan konsep dan langkah strategi bagaimana upaya keluar dari zona belum nyaman nilai literasi sekolah.

Bachtiar Adnan Kusuma, menguraikan pentingnya membentuk ekosistem literasi dimulai dari setiap keluarga, berikutnya ke satuan pendidikan dan satuan masyarakat. Menurut Tokoh pendidikan Sulsel ini, tidak ada satuan pendidikan yang berbasis mutu, tanpa dimulainya terbentuknya ekosistem satuan pendidikan yang melek literasi. Oleh karena itu, BAK menegaskan sesungguhnya tidak ada daerah atau masyarakat yang miskin, justru yang ada karena tidak adanya masyarakat yang berpendidikan. Bukan hanya dengan masyarakat berpendidikan bisa mencegah terjadinya masyarakat yang miskin. BAK kembali menguraikan filosofi pentingnya literasi agar masyarakat tidak terjebab di pusaran kemiskinan. Knowledge Driven Of Economic, hanya dengan kemajuan ilmu pengetahuan dapat memberi efek kesejahteraan bagi masyarakat. Lebih lanjut Irsyam juga mengapresiasi lembaga Pattiro Jeka sebagai lembaga mitra pengembangan literasi di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Jeneponto. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kadis Pendidikan Provinsi Sulsel H.Andi Iqbal Nadjamuddin dan Bapak Dr. H.Alimuddin, SHMHMKn. selaku ketua umum KKT atas buku wakaf untuk perpustakaan SMA 2 dan guru-guru serta siswa”pungkasnya. Berikut orasi secara lengkap Bakhtiar Adnan Kusuma pada pelaksanaan Hari Buku Nasional (HBN) tahun 2024 di SMA Negeri 2 Jeneponto yang kami rangkum ke dalam 17 langkah besar “Kembalikan Kejayaan Buka Indonesia.”

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Jeneponto Irsyam Syam sangat berterima kasih atas terpilihnya SMA Negeri 2 Jeneponto sebagai lokus pelaksanaan HBN tahun 2024. Menurutnya, seluruh segenap civitas sekolah memberikan dukungan penuh terhadap gerakan literasi yang dimotori tokoh literasi Bachtiar Adnan Kusuma. “Kami mengucapkan terima kasih kepada BAK atas kehadirannya memberikan motivasi dan dorongan kepada kami civitas sekolah SMA Negeri 2 Jeneponto,” ucapnya.

Pertama, kata BAK, menjadikan buku sebagai kebutuhan primer setiap keluarga Indonesia. Hanya dengan menjadikan buku sebagai kebutuhan pokok, akan mendongkrak budaya baca tinggi masyarakat, dan menjadikan buku sebagai sebuah industri.
Kedua, kata Tokoh Pendidikan Sulsel ini, jadikan buku sahabat Keluarga Indonesia. Hanya buku yang menjadi sahabat keluarga bisa mendorong tumbuhnya minat membaca tinggi masyarakat. Ketiga, buku adalah mahaguru yang paling setia mendampingi pembacanya agar cerdas dan pandai.
Keempat, menggerakkan wakaf buku dan donasi buku untuk mencegah kurangnya akses terhadap buku berkualitas di Indonesia.
Kelima, mendorong budaya membaca dan menulis seiring, sekata dan sejurus, tak terpisahkan.
Keenam, perlunya gerakan guru, pustakawan dan siswa menulis satu buku Indonesia. Ketujuh, pemerintah memberi subsidi biaya cetak buku yang diterbitkan penulis Indonesia. Kedelapan, menghapus buku pajak. Kesembilan, mencegah terjadinya pembajakan buku. Kesepuluh, menjadikan membaca dan menulis sebagai hari khusus di setiap satuan pendidikan.
Kesebelas, memberi royalti dan dianugerahi bagi penulis produktif yang mendukung tumbuhnya ekosistem perbukuan nasional.
Keduabelas, memperluas jaringan dan pemerataan akses buku konten lokal di setiap daerah. Kelimabelas, menggerakkan gerakan literasi dari setiap keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat.
Sebelas belas, menerbitkan buku sesuai kebutuhan masyarakat, bukan selera penulis atau hanya pencitraan.Kelimabelas, menggalakkan gerakan politisi dan birokrat menulis buku untuk Indonesia.

Keenambelas, mengajak satu keluarga dan masyarakat menjadikan buku sebagai sahabat anak-anak. Dan, Ketujuhbelas, jadikan buku sebagai souvenir pada setiap bahkan lokal dan nasional. **(rm/BNN)

Leave a Response