Kolom Sosial Politik

Kebodohan dan Kekuasaan

53views

 

Oleh Ridhazia

Kebodohan sering kali berjalan beriringan dengan kekuasaan. Itu kata Dietrich Bonhoeffer (1906-1945)

Filsuf asal Jerman ini meyakini tesisnya bahwa “semakin besar kekuatan politik semakin luas menebar kebodohan manusia”.

Apalagi kebodohan di suatu negeri sangat sulit di lawan dan tidak mudah dikenali. Sebab kebodohan tidak menghalangi siapapun untuk memegang kekuasaan.

Sejarah mencatat sejumlah penguasa tiran muasalnya dari orang bodoh yang berhasil mencapai puncak dengan menyingkirkan yang pintar.

Kata Bonhoeffer, seorang pemikir kritis yang cerdas jika sudah masuk dalam lingkaran kekuasaan bakal terjebak kebodohan.

Jadi Manekin

Seolah-olah ia berada di bawah pengaruh mantra pemimpinya yang bodoh. Ia dibutakan jabatan dan konyol serya menguras kecerdasannya sehingga mirip dengan manekin animasi.

Mulut Besar

Penguasa bodoh hidup dalam ilusi sebagai mahluk-mahluk unggul. Kesombongannya merasa tak merasa bersalah. Lempar batu sembunyi tangan.

Mulut penguasa bodoh juga masih besar. Mengira, pikiran yang muncul di kepalanya adalah kebenaran. Berbicara soal hal-hal luhur, tapi senyatanya menunjukan keangkuhan yang tak terlihat.*

* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial pulitik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.

Leave a Response