Kolom Sosial Politik

Kalau Presiden PEMARAH

143views

 

Oleh  Ridhazia

Psikolog Nienke de Bles dan rekan (2019) dari Leiden University di Belanda berpendapat kemarahan itu manusiawi. Tak mengenal derajat kepangkatan dan jabatan. Tak kecuali presiden atau calon presiden.

Dari mana muasal marah? Hasil studi psikologi menemukan fakta dibalik seseorang menjadi pemarah yaitu kecemasan dan depresi.

OCD atau ADHD

Dari psychologytoday diidentifikasi pemarah yang sudah akut bisa dikelompokan pada dua gangguan psikologis.

Kalau bukan OHD (obsessive compulsive disorder ) yakni rasa cemas yang mengakibatkan ketidakmampuan mengendalikan pikiran dan tindakan repetitif. Atau ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) yaitu gangguan perkembangan saraf yang membuat seseorang tak bisa fokus. Mungkin juga hiperaktif atau impulsif. Gejalanya bisa terlihat sejak kecil dan terbawa hingga menua.

Kemungkkn lain sang pemarah memiliki kepribadian ganda (bipolar disorder) yang memantik perubahan mood. Saat berada di fase depresi, ia menjadi mudah marah. Sebaliknya ketika bersedih ia menangis atau merasa kesepian, selalu bersalah, hingga mati rasa.

Ekspresi Sang Pemarah

Melakukan kekerasan seperti menempeleng atau gebrak meja dari seorang pemarah hanyalah ekspresi kemarahan outward yang berarti menunjukkannya secara agresif. Bentuknya bisa dengan berteriak, berkata kasar, melempar benda, atau melakukan kekerasan verbal dan fisik.

Bisa juga ekspresi kemarahan inward yang mengarah pada diri sendiri. Mulai dari self menolak hal yang bisa menyenangkan diri, menutup diri dari sekitar, hingga menyakiti diri sendiri.

Tapi seroang pemarah juga mengekspresikan kemarahannya dengan berdiam diri hingga berperilaku sarkasme. *

* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati Bandung, jurnalis dan kolumnis, bermukim di Vila Bumi Panyawangan, Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Leave a Response