KOTA BANDUNG, BANDUNGPOS–Siapapun yang berdialog dengan almarhum Faisal Basri akan merasa nyaman. Faisal seorang yang tidak basa-basi, seorang pendengar, pembelajar yang keinginan tahunya tinggi. Tidak hanya itu, ia telaten untuk mendatangi kerumunan intelektual dan aktivis diundang maupun tidak diundang. Barangkali ini wujud seorang “intelektual organik” yang jarang di Republik ini.
Saat Rachmat Gobel menjadi salah satu Ketua KADIN bersama Jusman SD dan Faisal merumuskan Visi 2030 dan Road Map Industri 2010. Sejak saat itu, kesan saya KADIN sebagai sekedar alat kepentingan anggotanya mulai sedikit beubah sejak saat itu.
“Telaahan ini kaya akan data dan fakta otentik. Ketiganya mau mengatakan bahwa Indonesia sedang mengalami “de-industrialisasi, ” Kata Farhan sangat serius.
Setelahnya, dengan antusiasme yang tinggi dari Bang Jusman dan Rachmat Gobel, saya mengajak keduanya untuk menggulirkan agenda dalam kerangka keberlanjutan dan krisis iklim. Gayung bersambut. Kang Rachmat Witoelar dan mas Pungki Agus Purnomo mendukungnya saat saya berkiprah di Dewan Nasional Perubahan Iklim DNPI (2010-2014).
Rangkaian dialog telah melahirkan gagasan soal green investment, innovation dan productivity. Dua edisi majalah telah terbit yang juga lahir dari proses menerus ini.
Dua tahun terakhir saya berinteraksi intens dengan almarhum dalam setelah saya jadi bagian dari Neraca Ruang yang digagas Bung Jilal Mardhani. Antusiasme Faisal soal marjinalisasi diskriminasi kepentingan warga difabel dan lansia (DILANS) yang jumlahnya sekitar 50 juta orang. Ekonomi rente, teknologi (assistive technology) dan jaminan sosial diantara yang kami perbincangan dengan serius.
Dalam resepsi ASEAN Philanthropy Forum dua hari lalu, seorang kawan saya mengajak dialog krisis iklim yang berorientasi pada aksi. Faisal dan saya masuk dalam daftar yang akan dimintai pandangan dari sisi keberlanjutan dan inklusi sosial. Rupanya semesta berkehendak lain.
Bung Faisal, jejak keberpihakanmu takan hilang ditelan zaman. Kita bersepakat tak ada kata pensiun bagi seorang aktivis, “aktivis never dies” selama di dunia. Insha Allah, Bung berada di tempat terbaik disisiNya. **(RM/BNN)