Bandung, bandung pos.id —
Kreativitas personaliti perlu dibangun secara holistik dan terarah. Hal ini penting dilakukan guna mendorong karakter seseorang agar mampu memahami perkembangan global di kalangan pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen di seluruh Indonesia.
“Konsep kompetisi ini penting dirancang untuk mengembangkan pemikiran kritis, berpikir logis, dan kepekaan sosial yang tinggi terhadap perkembangan berbagai keterampilan antarbudaya global melalui beragam bentuk ekspresi seni,” ungkap Dasim Budimansyah, Direktur Global Citizenship Education Cooperation Center (GCC)-Indonesia, disela-sela Student Creativity Competition (SCC) 2024 di Bandung.
SCC merupakan ajang tahunan yang bertujuan untuk mendorong kreativitas serta memperkuat pemahaman global di kalangan pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen di seluruh Indonesia.
GCC adalah lembaga yang didirikan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di bawah naungan Asia Pacific Center of Education for International Understanding (APCEIU) untuk memfasilitasi promosi Global Citizenship Education (GCED) di seluruh sistem pendidikan di Indonesia, guna mendukung pendidikan nasional “Visi Indonesia Emas 2045.”
GCC-Indonesia bertujuan untuk memfasilitasi promosi GCED yang disesuaikan dengan konteks lokal dan kebutuhan Indonesia, serta melakukan berbagai analisis terhadap konteks lokal dan perlu memahami isu-isu relevan terkait GCED di Indonesia.
GCED dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum dan praktek dalam pembelajaran di Indonesia yang akan menjadi dasar untuk pengembangan program GCED yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan lokal.
“Kreativitas melalui pendekatan edukatif yang konstruktif dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam membentuk karakter pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen. Dengan mengintegrasikan kreativitas melalui metode edukatif yang konstruktif ini, maka pendidikan dapat berperan lebih besar dalam membentuk karakter generasi penerus, baik pelajar, mahasiswa, guru, maupun dosen, agar menjadi individu yang kritis, percaya diri, empatik, dan inovatif,” kata Dasim.
Tahun ini GCC-Indonesia telah menetapkan hasil dari Student Creativity Competition (SCC) 2024 pada (23/09/2024), yang akan diumumkan pada (26/09/2024).
SCC ini diharapkan akan menjadi wadah bagi para peserta untuk mengeksplorasi isu-isu global dan mengekspresikan pandangan mereka melalui esai, video TikTok, hingga poster. Kompetisi ini melibatkan peserta dari jenjang pendidikan pascasarjana, siswa sekolah menengah, hingga siswa SD dan SMP, serta para umum (pendidik dan profesi lainnya).
Di bawah arahan GCC-Indonesia sebagai pelopor pendidikan kewargaan global, para peserta diajak untuk membayangkan dunia yang lebih berkelanjutan, harmonis, dan inklusif melalui karya-karya mereka.
Melalui kompetisi yang cukup ketat dalam proses penjurian, dewan juri telah memilih tiga pemenang terbaik serta lima juara harapan untuk setiap kategori. Selain itu, beberapa karya yang dinilai layak mendapatkan apresiasi khusus juga akan dipamerkan dalam Pameran Virtual GCC-Indonesia 2024 yang akan berlangsung mulai 1 Oktober 2024.
Pameran virtual ini memberikan kesempatan bagi audiens dari seluruh Indonesia dan dunia untuk melihat langsung kreativitas dan visi generasi muda Indonesia.
Beberapa kategori yang menjadi sorotan, antara lain: Penulisan Esai – Dengan tema “Pancasila dari Indonesia untuk Dunia,” peserta dari jenjang pascasarjana dan umum mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat menjadi solusi bagi tantangan global. Esai-esai ini membahas potensi penerapan prinsip-prinsip Pancasila seperti keberagaman, kesetaraan, dan keadilan sosial dalam membentuk kebijakan internasional, inisiatif perdamaian, dan pendidikan global.
Tantangan TikTok – Siswa SMA menunjukkan aksi-aksi kecil dalam tema “Aksi Kecil untuk Perubahan Besar”: Siswa Membangun Masa Depan Berkelanjutan yang menyoroti peran generasi muda sebagai agen perubahan menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Desain Poster – Peserta dari jenjang SD dan SMP diminta menciptakan interpretasi visual dari puisi tradisional Pantun (Indonesia), Haiku (Jepang), dan Sijo (Korea) dengan tema “Seribu Kata dalam Satu Gambar: Pantun, Haiku, dan Sijo dalam Seni Visual.” Mereka menggabungkan kekayaan budaya dengan cerita visual untuk merayakan keragaman dan impian akan dunia yang damai dan inklusif. (ujn).