Oleh: Ridhazia
Perhatian kepada guru mulai terbukti. Jejak janji politik kali ini tidak hanya diberikan dalam bentuk tunjangan. Juga dalam bentuk insentif.
Ada tiga status guru yang menerima insentif ini, yaitu guru bukan Pegawai Negeri Sipil, guru yang bertugas di Malaysia, dan guru Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T).
Guru Bukan PNS
Bagi guru bukan PNS, insentif diberikan kepada guru tetap yang mengajar di sekolah negeri maupun swasta. Dengan catatan telah memiliki kualifikasi minimal S-1 atau D-IV dan terdata dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Pemberian insentif diutamakan bagi guru yang memiliki masa kerja paling sedikit dua tahun, memiliki NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan), serta memenuhi beban kerja mengajar.
Insentif diberikan dalam bentuk uang yang disalurkan setiap enam bulan sekali, kecuali guru TK/TPA/SPS yang diberikan sekali dalam setahun.
Guru di Malaysia
Guru yang ditugaskan mengajar di Malaysia juga diberikan bantuan gaji dan insentif. Bagi guru bukan PNS, diberikan bantuan gaji sebesar Rp 15 juta per bulan.
Sementara bagi guru PNS di negeri Jiran diberikan insentif dengan besaran yang sama dengan gaji yang diterima guru bukan PNS ini.
Guru SM-3T
Insentif juga diberikan kepada guru SM-3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) dalam program khusus mendorong pemerataan pendidikan di setiap daerah yang berada di desa yang masih sangat kekurangan guru. *
*Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.