Bogor, BANDUNGPOS.ID (21/8/2022) – Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan), Momon Rusmono, menyatakan, hasil uji coba penggunaan Biodiesel B-100 yang dilakukan Kementan mampu mencapai jarak 13,1 kilometer/liter.
Jarak tersebut lebih jauh jika dibandingkan dengan solar yang hanya mencapai 9 kilometer/liter.
“Lebih dari itu, penggunaan B100 ini bisa menghemat devisa sebesar 26 triliun yang berdampak langsung pada kesejahteraan petani sawit,” ujar Momon saat membuka Pertemuan Badan Koordinasi Humas di Bogor, Jawa Barat, tempo hari.
Ia menjelaskan, penghematan ini bisa didapat dari substitusi impor solar yang selama ini cukup tinggi.
Disisi lain, menurut dia, biodiesel juga mampu mengurangi pencemaran lingkungan karena rendah polusi dan berbahan baku kelapa sawit 100 persen.
“Kita sudah membuktikan dengan uji coba pada mobil-mobil dinas Kementan. Dari ujicoba ini, para sopir mengaku kualitas Biodiesel B100 sudah setara dengan DEX yang selama ini digunakan,” katanya.
Untuk itu, Momon berharap, ke depan penggunaan B100 dapat menjadi alternatif bahan bakar kendaraan.
Apalagi, lanjutnya, hasil riset dan uji coba Balitbang Kementan menunjukkan adanya kesetaraan kualitas dengan minyak lain.
“Makanya, melalui forum ini kita harus mampu mengekspose lebih jauh lagi program-program pembangunan pertanian dan hasil-hasilnya kepada masyarakat antar lintas sektoral,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan, Kementerian Kominfo, Bambang Gunawan menyebutkan, penggunaan biodiesel B100 dapat berpengaruh pada kondisi ekonomi secara nasional.
“Harganya 40 persen lebih murah. Makanya penggunaan B-100 ini berpotensi menghemat devisa sebesar 26,66 triliun rupiah,” katanya.
Selain itu, menurut Bambang, penggunaan biodiesel juga lebih ramah lingkungan karena karbon monoksida (CO) yang dihasilkan 48 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan penggunaan solar.
“Yang pasti, pemanfaatan biodiesel ini akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan petani sawit” ucapnya.
Sebagai catatan, proses riset ini diawali pada pengembangan minyak nabati di tahun 2014.
Saat itu, Kementerian Pertanian sukses menghasilkan bahan bakar B-20 yang selanjutnya disebut campuran 20 persen minyak nabati pada solar. Kemudian, Kementan berhasil mengembangkan B-30 hingga akhirnya bisa 100 persen menggunakan minyak nabati, tanpa campuran solar.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, menambahkan, forum ini sangat bermanfaat untuk mendesiminasikan capaian dan program, karena menghadirkan para pejabat pengelola kehumasan pemerintah atau Government Public Relation.
Menurut Kuntoro juga, forum ini sekaligus upaya Kementan dalam menyosialisasikan berbagai program, capaian, dan tantangan dalam pembangunan pertanian secara langsung kepada stakeholders.
“Biodiesel B100 memiliki prospek untuk memecahkan masalah terkait pengembangan industri kelapa sawit, penyejahteraan petani dan penyediaan energi terbarukan,” katanya.(akn/bp)