Oleh: dr. Nadia Octavia
HIPERTENSI pulmonal alias hipertensi paru adalah tekanan darah tinggi yang mengenai pembuluh darah arteri di paru dan di sisi kanan jantung. Kondisi ini disebabkan pembuluh darah arteri menyempit, tersumbat, atau rusak. Kerusakan tersebut, memperlambat aliran darah ke paru, sehingga menyebabkan tekanan darah di paru meningkat. Jantung jadi bekerja lebih keras untuk bisa memompa darah melalui paru. Pada gilirannya, kondisi ini bisa memicu gagal jantung.
Hipertensi pulmonal sering kali dialami orang berusia 30-60 tahun. Risikonya kian meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu, faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko kena hipertensi paru adalah kebiasaan merokok.
Apa Merokok Bisa Picu Hipertensi Paru?
Merokok memang bisa memicu hipertensi paru. Namun, cara kerja rokok sebagai penyebab hipertensi paru belum banyak diketahui. Diduga, senyawa kimia dalam rokok menimbulkan stres oksidatif, yaitu kondisi ketika ada lebih banyak radikal bebas daripada antioksidan di dalam tubuh. Stres oksidatif merusak pembuluh darah, sehingga memicu hipertensi pulmonal. Menurut penelitian pada hewan dan manusia di tahun 2012, tikus yang terpapar asap rokok selama enam bulan dapat mengalami gejala hipertensi paru. Sementara manusia yang punya kebiasan merokok, bisa mengalami kerusakan pembuluh darah yang memicu terjadinya hipertensi pulmonal.
Gejala Hipertensi Paru yang Harus Diwaspadai Perokok
(Foto: Istimewa)
Tanda dan gejala hipertensi paru muncul secara perlahan. Penderita bisa tidak menyadari mengidap penyakit ini selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Namun, seiring bertambah parahnya penyakit, gejala hipertensi paru bisa makin berat.
Dalam kondisi parah, gejala hipertensi pulmonal yang muncul, antara lain:
• Bibir dan kulit membiru
• Dada terasa tertekan dan nyeri
• Pusing berputar-putar hingga pingsan
• Denyut nadi cepat atau dada berdebar
• Kelelahan
• Sesak napas, biasanya terjadi saat berolahraga atau beraktivitas berat
• Pembengkakan pada kaki hingga perut
Agar hipertensi pulmonal tidak berkembang kian parah, penderita harus menjaga kesehatan dengan meninggalkan kebiasaan merokok. Selain menjauhi bahaya rokok, beberapa terapi untuk meringankan gejala penyakit dan meningkatkan harapan hidup juga bisa dilakukan. Salah satu perawatan untuk mengatasi hipertensi paru, yaitu dengan minum obat antikoagulan, seperti warfarin. Tujuannya adalah untuk membantu mencegah pembekuan darah.
Sementara itu, untuk menghilangkan kelebihan cairan di tubuh akibat gagal jantung, pengidap hipertensi paru bisa minum obat diuretik. Untuk memperbaiki gejala hipertensi, digoxin bisa diberikan guna memperkuat kontraksi otot jantung dan memperlambat detak jantung. Perawatan lain untuk penderita hipertensi pulmonal yang bisa dicoba adalah dengan menghirup konsentrasi oksigen yang lebih tinggi dari biasanya.**(Sumber: KlikDokter.com)