Oleh Ridhazia
Kerusuhan yang terjadi usai laga Persib Bandung vs Persija Jakarta dalam lanjutan Liga 1 2024-2025 di Stadion Si Jalak Harupat sebaiknya didalami polisi.
Pilihan ini menjadi saran praktis untuk menemukan akar masalah. Sekaligus untuk mengurai kekusutan d ibalik alasan mengapa kasus ini bisa terjadi.
Lebih jauh lagi penyelidikan dan penyidikan oleh pihak berwajib untuk memastikan kasus yang melibatkan nama dan prestasi Persib Bandung yang memalukan itu tidak terulang lagi.
Gumede
Arogansi itu dalam basa Sunda setara gumede yang diduga menjadi sumber dibalik tindakan brutal oknum bobotoh.
Gumede itu perasaan dirinya lebih berharga, lebih hebat dan penting ketimbang yang lain.
Sikap ini lazim terjadi didasari sombong, congkak, dan angkuh.
Tidak berlebihan, jika seseorang yang arogan cenderung menunjukan sikap merendahkan, tidak mau menghormati, bahkan meremehkan orang lain. Terutama terhadap orang atau kelompok lain yang dianggap memusuhi.
Seorang atau sekelompok yang arogan sangat sulit menerima dirinya disalahkan dan cenderung selalu ingin menjelaskan kebenaran yang diyakininya. Tanpa mau mentolerir penjelasan pihak lain.
Sikap gumede sebagaimana ditunjukan oknum bobotoh cenderung pula merasionalkan alasan untuk menunjukkan tanda-tanda kalau dirinya tidak pernah berbuat salah. Malah justru bersikeras akan mengambil kendali atas suatu situasi agar tak disalahkan.
Memaksa
Sikap arogan selanjutnya dicirikan adalah suka memaksa. Menganggap diri lebih penting dan lebih baik. Ada keinginan menolak menghargai emosi dan kebutuhan orang lain.
Dalam studi psikologi memprioritaskan diri sendiri dan menyatakan diri lebih penting itu pada dasarnya bersumber dari ego yang tinggi.
Sebagaimana selalu ditunjukkan dengan sikapnya yang kerap membanggakan kesuksesan dan pencapaiannya sebagai validasi eksternal. Tapi juga bisa dengan kekerasan. Semisal ngamuk sebagai ekspresi menolak kekalahan.
Baginya kekalahan itu berarti kehilangan kesempatan menyombongkan diri tanpa menyadari kelemahannya sendiri. Pendek kata, ia tidak senang melihat yang lain menang. *
* Ridhazia, dosen senior Fidkom UIN Sunan Gunung Djati Bandung, jurnalis dan kolumnis, pemerhati psikologi dan komunikasi sosial politik, bermukim di Bandung, Jawa Barat.